Perajin Tempe dan Tahu di Kudus Naikkan Harga Jual
Red: Yusuf Assidiq
Pekerja memproduksi tempe berbahan kedelai impor di sentra industri rumahan. | Foto: Antara/Arif Firmansyah
REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Perajin tahu dan tempe di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, saat ini mulai menaikkan harga jual tahu maupun tempe. Hal ini menyusul tingginya harga jual kedelai impor sebagai bahan baku utama untuk membuat tahu maupun tempe.
"Harga jual tahu sudah naik sejak dua pekan sebelumnya, lantaran harga jual kedelai mencapai Rp 13.200 per kilogram," kata Rusmiati, salah satu penjual tahu sekaligus perajin tahu asal Desa Sunggingan, Kecamatan Kota, Kudus, Kamis (20/20/2022).
Ketika harga jual kedelai masih berkisar Rp 12.000 per kg, harga jualnya masih bisa bertahan, namun harganya terus terdongkrak naik akhirnya para pengusaha tahu sepakat untuk menaikkan harga jualnya.
Harga jual tahu per papan awalnya hanya Rp 32 ribu, namun karena harga bahan bakunya juga naik akhirnya naik menjadi Rp 35 ribu per papan.
Untuk harga jual eceran, awalnya hanya Rp 12 ribu per 10 potong tahu ukuran besar, sedangkan saat ini naik menjadi Rp 14 ribu per 10 potong. Sedangkan untuk ukuran yang kecil dijual Rp 9.000 per 10 potong atau naik Rp 1.000.
Meskipun ada kenaikan harga jual kedelai akibat kenaikan harga bahan baku, produksinya masih stabil karena permintaan juga masih cukup stabil karena rata-rata per hari bisa mencapai 100 ember dengan isi per ember 150 potong tahu ukuran besar.
Harga jual tempe juga ada penyesuaian dengan kenaikan harga jual kedelai. Jika sebelumnya dengan uang Rp 4.000 bisa membeli tempe berukuran 25 sentimeter, kini ukuran berkurang menjadi 20-an cm.
Suntono, salah satu produsen tempe di Kecamatan Jati mengakui belum berniat menaikkan harga jual tempe karena masih melihat perkembangan harga jual kedelainya.
Ia mengakui sebelumnya masih mendapatkan harga kedelai Rp 13.500 per kg, sedangkan saat ini sudah naik lagi menjadi Rp 13.800 per kg.
"Jika masih bertahan tinggi, tentunya harganya akan dinaikkan 16 persen dari harga jual sebelumnya," ujarnya.
Kapasitas produksi setiap harinya, diakui masih stabil dengan kebutuhan bahan baku kedelai hingga 150 kuintal. Namun, ketika permintaan lesu dan harga jual kedelai masih tinggi tentunya akan disesuaikan permintaan.