Selasa 11 Oct 2022 12:35 WIB

Pengrajin Tahu dan Tempe di Bandung akan Mogok Beroperasi

Harga kedelai terus mengalami kenaikan yang saat ini di harga Rp 12.700 per kg.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Pekerja memotong tahu di Pabrik Tahu NJ, Jalan Terusan Pasirkoja, Babakan Ciparay, Kota Bandung. Para perajin tahu-tempe di daerah ini berencana akan mogok beroperasi terkait kenaikan harga kedelai.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pekerja memotong tahu di Pabrik Tahu NJ, Jalan Terusan Pasirkoja, Babakan Ciparay, Kota Bandung. Para perajin tahu-tempe di daerah ini berencana akan mogok beroperasi terkait kenaikan harga kedelai.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengrajin tahu dan tempe yang tergabung pada Paguyuban Pengrajin Tahu Tempe di Kota Bandung akan melakukan aksi mogok berproduksi pada tanggal 17 hingga 19 Oktober. Mereka meminta pemerintah untuk menyetabilkan harga kedelai.

"Tanggal 17-19 Oktober pengrajin tahu dan tempe mogok produksi," ujar salah seorang pengrajin tahu di sentra industri tahu Cibuntu Dindin saat dikonfirmasi, Selasa (11/10/2022).

Dia menuturkan, seluruh pengrajin tahu tempe yang tergabung di paguyuban akan melakukan aksi mogok produksi secara serentak. Dindin mengatakan, harga kedelai terus mengalami kenaikan yang saat ini berada di harga Rp 12.700 per kilogram.

"Iya naiknya Rp 500 sekarang Rp 12.750 naik Rp 500," katanya.

Dindin mengatakan, kenaikan harga kedelai tidak hanya merugikan pengrajin tahu dan tempe. Akan tetapi juga merugikan pedagang tahu dan tempe.

"Pedagang itu gimana pengrajin, kalau (harga) pengrajin naik, pedagang harus naik. Hari ini itu saya naikin Rp 5.000 per kotak," katanya.

Dindin berharap, aksi mogok produksi yang dilakukan dapat membuat pemerintah memperhatikan para pengrajin. Kenaikan harga BBM pun turut menyebabkan seluruh harga bahan pendukung produksi tahu naik.

"Harapan ada perhatian pemerintah supaya harga stabil lagi karena berdampak, kenaikan BBM jadi efeknya ke seluruh bahan-bahan yang ada produksi tahu," katanya.

Dia menambahkan, pihaknya sempat bertemu dengan dinas perindustrian dan perdagangan. Mereka meminta agar pengrajin tidak melakukan aksi mogok namun pihaknya tetap akan menggelar hal tersebut.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement