Jumat 21 Oct 2022 06:47 WIB

Produksi Pangan Meningkat, Ketum Intani: Ini Momentum Meningkatkan Produksi di Sektor Pertanian Lain

Untuk meningkatkan produksi komoditas pertanian lainnya serta sejalan dengan kesejahteraan petani, ada tiga hal yang harus dilakukan.

Rep: IRWAN KELANA/ Red: Partner
.
Foto: network /IRWAN KELANA
.

Ketua Umum<a href= Intani Guntur Subagja tampil di Webinar Inspirasi Bisnis Intani seri ke-91, Rabu (19/10/2022). (Foto: Dok Intani)" />
Ketua Umum Intani Guntur Subagja tampil di Webinar Inspirasi Bisnis Intani seri ke-91, Rabu (19/10/2022). (Foto: Dok Intani)

Destinasi.republika -- Di tengah krisis pangan yang melanda berbagai negara di dunia, Indonesia patut berbangga karena produksi di sektor pangan meningkat signifikan khususnya padi di tahun 2022. Hal ini disampaikan Guntur Subagja, ketua umum Intani (Insan Tani dan Nelayan Indonesia) pada Webinar Inspirasi Bisnis Intani seri ke-91, Rabu (19/10/2022).

“Kita cukup bergembira, beberapa hari yang lalu BPS mengumumkan bahwa proyeksi produk pangan meningkat khususnya padi, dari 54,4 juta ton menjadi 55,6 juta ton. Tidak hanya itu, yang cukup menarik juga adalah luas lahan produksinya bertambah hingga 0,19 juta hektar. Ini merupakan dampak positif dari optimalisasi lahan-lahan yang ada,” terangnya.

Guntur memaparkan, faktor yang menjadikan sektor pertanian nasional semakin bertumbuh saat ini. “Pandemi covid-19 telah membuka mata kita, spirit dan semangat kita bahwa sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang sangat diunggulkan. Pertanian menjadi sektor yang sangat penting dalam mempengaruhi krisis suatu negara,” ujarnya.

Menurut Guntur, negara yang memiliki kemandirian pangan yang cukup bisa lebih bertahan dalam menghadapi ancaman krisis global. “Seperti saat ini beberapa negara Eropa mengalami krisis ekonomi karena kekurangan pasokan pangan untuk negaranya. Hal ini bisa berdampak krisis berkepanjangan,” kata Guntur.

Di sisi lain, saat ini sudah banyak milenial yang tertarik untuk terjun ke sektor pertanian, baik di sektor hulu (budidaya), processing, dan hilir (pemasaran).

“Inilah yang menjadi harapan kita menjadikan Indonesia memiliki kemandirian pangan yang jauh lebih besar, tidak hanya untuk nasional tetapi juga global,” ujarnya.

Lebih lanjut Guntur mengatakan Indonesia sekarang sebagai produsen padi terbesar ketiga setelah Cina dan India. Selain itu Indonesia menjadi eksportir kopi keenam di dunia, serta beberapa komoditas unggulan lainnya.

“Yang menjadi tugas kita saat ini adalah bagaimana mendorong industri hilir lebih besar lagi. Selain itu kita sudah harus meningkatkan produk ekspor tidak hanya dalam bentuk raw material tetapi sudah dalam produk jadi bernilai ekonomi tinggi,” terangnya.

Untuk meningkatkan produksi komoditas pertanian lainnya serta sejalan dengan kesejahteraan petani, Guntur mengatakan ada tiga hal yang harus dilakukan. Mulai dari memilih komoditas sesuai dengan lahan yang ada serta memilih bibit unggul; kedua meningkatkan efesiensi dan efektivitas pengolahan lahan; dan ketiga menggunakan teknologi tepat guna.

“Dengan mengaplikasikan ketiga hal ini, tidak hanya sektor pangan khususnya padi yang bisa mengalami peningkatan produksi tetapi komoditas pertanian lainnya. Sehingga, segera bisa terwujud ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi nasional,” paparnya.

Di akhir pemaparannya, Guntur kembali mengingatkan pertanian bisa menggerakkan lima sektor strategis yaitu, pangan, industri kesehatan(farmasi), industri kecantikan, pariwisata dan energi terbarukan.

Kegiatan webinar dengan tema 'Siasati Cuan Lahan Sempit' dipandu oleh Aris Eko Sedijono, pengurus Intani; dan narasumber Fatkhul Bahri, petani inspiratif Kampar, Riau yang berhasil mengolah lahan seluas 2.000 meter persegi dengan budidaya tiga komoditas yaitu jagung, jeruk nipis dan buah naga.

sumber : https://destinasi.republika.co.id/posts/184385/produksi-pangan-meningkat-ketum-intani-ini-momentum-meningkatkan-produksi-di-sektor-pertanian-lainnya
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement