REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Khabib Nurmagomedov kini sudah lega telah mempunyai penerus di ajang Ultimate Fighting Championship (UFC), setelah Islam Makhachev menjadi juara dunia kelas ringan. Makhachev mengalahkan Charles Oliviera pada laga UFC 80 di Etihad Arena, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Ahad (23/10) dini hari WIB.
Nurmagomedov adalah pelatih Makhachev. Ia aktif memberikan instruksi di pinggir ring. Mantan juara dunia UFC kelas ringan itu terlihat girang saat menyerahkan sendiri sabuk juara dunia kepada Makhachev.
Nurmagomedov mengaku telah meminta izin kepada Presiden UFC Dana White untuk menyerahkan sabuk itu kepada anak asuhnya sekaligus teman sesama Muslimnya. Sebab Pria 34 tahun ini merasa tak pernah kehilangan sabuk itu setelah menyatakan pensiun.
“Itulah sebabnya saya memberi tahu Dana bahwa saya perlu memberi (Makhachev) sabuk itu karena saya tidak kehilangan sabuk itu. Saya tahu saya juara, sampai hari ini, sampai Islam menjadi juara,” kata Nurmagomedov dilansir dari Sports.Yahoo.
Sejatinya Oliviera diunggulkan untuk memenangkan pertarungan. Pasalnya, petarung asal Brasil tersebut memiliki catatan 11 kali tak terkalahkan dalam duel terakhir. Ia juga mantan juara dunia.
Namun Makhachev tak gentar dengan profil lawannya itu. Ia memberikan perlawanan sejak ronde pertama. Itu dibuktikan ketika pukulannya sempat membuat Oliviera goyah.
Makhachev terus melakukan pukulan yang membuat lawannya terjatuh. Namun Oliviera memiliki banyak cara untuk bertahan, salah satunya dengan mengaitkan kakinya ke badan Makhachev. Di ronde pertama ini, petarung asal Rusia usia 31 tahunitu lebih menyerang sementara Oliviera menerapkan strategi bertahan.
Di ronde kedua, Makhachev memaksimalkan keunggulan. Setelah saling adu pukulan dan tendangan, Makhachev sukses membuat Oliviera terjatuh. Ia lalu memberikan pukulan yang mengenai rahang kiri Oliviera dan langsung menguncinya hingga akhirnya sang lawan menyerah.
Makhachev telah merancang apa yang harus dilakukan ke depannya untuk menyusul status mentornya Khabib Nurmagomedov sebagai legenda UFC. Ia mengatakan harus terus memenangkan pertarungan. Ia akan terus berlatih untuk memperkuat kemampuannya.
“Saya harus menjadi juara nomor satu pound-for-pound. Setelah momen itu, kita akan lihat. Kami akan memikirkan hal ini. Tapi sekarang, saya harus mempertahankan sabuk juara ini berkali-kali,” kata petarung Muslim itu dilansir dari mmajunkie.
Keberhasilan Makhachev sepertinya memang dirancang oleh mendiang pelatihnya yang juga ayah dari Khabib Nurmagomedov, yakni Abdulmanap Nurmagomedov. Ketika itu ia memetakan bahwa Nurmagomedov akan menjadi juara dunia sebelum Makhachev.
Demi memenuhi targetnya itu, Makhachev harus mengalahkan juara kelas bulu Alexander Volkanovski. Ia menegaskan harus menjadi juara pound-for-pound nomor satu. Itu sebabnya ia harus pergi ke Australia untuk mengalahkan Volkanovski.
“Volkanovski sulit. Dia memiliki keterampilan yang bagus, pukulan yang bagus, tetapi dia kecil untuk divisi ini, saya pikir. Dia ingin melompat ke 155 pon. Ayo lakukan ini. Kelas seberat ini bukan levelnya,” kata Makhachev menambahkan.
Presiden UFC Dana White setuju bahwa Makhachev memang harus bertarung melawan Volkanovski di pertarungan berikutnya. Ia mengaku takjub dengan kemampuan Volkanovski sehingga jika melawan Makhachev akan tersaji pertarungan yang sangat menarik.
White juga memuji Makhachev sebagai petarung terbaik dunia. White terkesan dengan pertunjukan yang dipertontonkan melawan Oliviera. “Dia tampak luar biasa malam ini. Pertanyaan besar malam ini adalah bagaimana dia akan menghadapi tekanan. Dan dia menanganinya dengan baik,” kata White menjelaskan.