Selasa 25 Oct 2022 14:02 WIB

Petasan Dilarang di Perayaan Diwali, Penduduk New Delhi Protes

Orang-orang yang melepaskan petasan selama Diwali akan menghadapi hukuman penjara

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
 Kendaraan bergerak saat kota diselimuti kabut asap tebal di New Delhi, India, 5 November 2021, saat kualitas udara Delhi mencapai kategori berbahaya usai perayaan Diwali.
Foto: EPA-EFE/HARISH TYAGI
Kendaraan bergerak saat kota diselimuti kabut asap tebal di New Delhi, India, 5 November 2021, saat kualitas udara Delhi mencapai kategori berbahaya usai perayaan Diwali.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Banyak penduduk New Delhi menentang larangan menyalakan petasan untuk merayakan Diwali pada Senin (24/10/2022). Partai-partai politik saling menyalahkan siapa yang bertanggung jawab atas kebusukan di ibu kota India.

Indeks kualitas udara di berbagai titik di kota berpenduduk sekitar 20 juta itu masuk dalam  kategori "berbahaya" pada sore hari. Puncak poin berbahaya mencapai 768 atau lebih dari 15 kali tingkat "baik" di daerah Jahangirpuri.

Baca Juga

Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal pekan lalu mengatakan orang-orang yang melepaskan petasan selama Diwali akan menghadapi hukuman enam bulan penjara. Larangan yang lebih luas diperkenalkan untuk membantu memerangi polusi musim dingin yang ekstrem.

Beberapa umat Hindu, terutama pendukung Partai Bharatiya Janata Party (BJP) pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi yang menjadi oposisi di Delhi, mengatakan larangan itu adalah upaya pemerintah wilayah untuk mengaburkan fakta bahwa telah gagal bertindak melawan polusi. Mereka menyoroti kegagalan pemerintah Delhi untuk mengendalikan polusi pembakaran areal panen sebagai metode pembukaan lahan di negara bagian tetangga.

Delhi adalah ibu kota paling tercemar di dunia dan udaranya menjadi sangat buruk dari pertengahan Desember hingga Februari. Kondisi tersebut terjadi akibat udara dingin yang berat menjebak debu, emisi kendaraan, dan asap dari sisa tanaman yang terbakar di negara bagian seperti Punjab dan Haryana.

"Menteri Kejriwal telah mengancam akan memasukkan orang yang membuat petasan yang menyala itu ke penjara," kata Amit Malviya yang menjalankan departemen informasi dan teknologi nasional BJP memposting video petasan yang menerangi langit malam Delhi.

"Di mana Kejriwal yang mencoba melakukan keberanian seperti itu dengan umat Hindu? Apakah ada penjara yang bisa menampung begitu banyak orang?" ujarnya.

Sebelum hari perayaan itu, Kejriwal mengunggah dua grafik di Twitter yang menunjukkan bahwa kualitas udara Delhi telah meningkat dalam tiga tahun terakhir. "Apakah kita sudah memenangkan perang melawan polusi dan apakah saya puas? Tidak sama sekali," kata Kejriwal.

"Sangat menggembirakan bahwa kita tidak lagi menjadi kota paling berpolusi di dunia. Ini mendorong kita bahwa kita berada di jalur yang benar," ujarnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement