REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Australia akan mengerahkan 70 tentara ke Inggris untuk membantu melatih pasukan Ukraina. Australia juga akan mengirimkan 30 kendaraan lapis baja untuk mendukung Ukraina melawan invasi Rusia.
"Ini sekarang menjadi konflik yang berkepanjangan. Kami sadar bahwa Ukraina sekarang perlu didukung dalam jangka panjang jika kami ingin menempatkan Ukraina pada posisi di mana mereka dapat menyelesaikan konflik ini dengan caranya sendiri," ujar Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles kepada televisi ABC.
Australia memberikan paket bantuan terbaru kepada Ukraina senilai 655 juta dolar Australia atau setara 425 juta dolar AS. Australia adalah salah satu kontributor non-NATO terbesar untuk Ukraina. Australia telah memasok bantuan dan peralatan pertahanan. Australia juga telah melarang ekspor alumina dan bijih aluminium, termasuk bauksit, ke Rusia. Australia telah menjatuhkan sanksi pada ratusan individu dan entitas Rusia.
Marles mengatakan, pasukan Australia akan tiba di Inggris pada Januari. Mereka akan bergabung dengan latihan internasional yang dipimpin Inggris tetapi tidak akan memasuki zona perang di Ukraina. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba berterima kasih kepada Australia atas bantuan tersebut.
“Kendaraan lapis baja (The Bushmaster) telah menunjukkan hasil yang sangat baik di medan perang dan kami meminta lebih banyak dari mereka. Kami akan selalu mengingat dukungan Australia," ujar Kuleba.
Pasukan Ukraina telah bergerak maju ke provinsi Kherson yang diduduki Rusia. Pergerakan cepat pasukan Ukraina mengancam kekalahan besar bagi Moskow. Rusia menuduh Kiev memerintahkan dua organisasi untuk membuat bom kotor atau dirty bom, yaitu alat peledak yang dicampur dengan bahan radioaktif. Namun Kiev menyangkal tuduhan itu.