Sabtu 29 Oct 2022 01:10 WIB

Stres Berkepanjangan Bisa Menyebabkan Orang Mudah Sakit

Stres berkepanjangan juga berdampak pada fisik sehingga penderitanya akan mudah sakit

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Stres berkepanjangan juga berdampak pada fisik sehingga penderitanya akan mudah sakit. (Ilustrasi)
Foto: Flickr
Stres berkepanjangan juga berdampak pada fisik sehingga penderitanya akan mudah sakit. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Psikiater dar iRumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Cipto Mangunkusumo, Gina Anindyajati, mengatakan stres berkepanjangan tak hanya berdampak buruk terhadap status kesehatan mental. Stres berkepanjangan juga berdampak pada fisik sehingga penderitanya akan mudah sakit.

"Orang yang mengalami stres berkepanjangan akan menjadi lebih mudah sakit termasuk sakit fisik," kata Gina dalam peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang digelar daring oleh Puskesmas Ciracas Jakarta Timur, diikuti di Jakarta, Jumat (28/10/2022).

Baca Juga

Ketika seseorang mengalami stres, tubuhnya akan memproduksi hormon stres secara berlebihan yang menyebabkan peradangan pada sel-sel tubuh. Hormon stres juga akan membuat seseorang mengalami kelelahan kronis sehingga metabolisme dan daya tahan tubuhnya juga akan menurun.

Menurut Gina salah satu kondisi fatal yang bisa diderita oleh orang dengan stres berkepanjangan adalah penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah yang membuat dia berisiko terkena strok. "Ketika hormon stres dilepaskan, hormon ini akan bekerja di bagian tubuh tertentu, salah satunya pembuluh darah. Ketika hormon stres bekerja di pembuluh darah, dia akan menimbulkan peradangan di pembuluh darah sehingga meningkatkan kerentanan terbentuknya plak," jelas Gina.

"Ketika lemak atau plak ini menumpuk di pembuluh darah, ini akan menimbulkan sumbatan. Ketika pembuluh darah tersumbat, maka bisa terjadi strok. Itulah mengapa orang stres bisa lebih rentan sakit fisik," paparnya.

Menurut Gina, stres memang telah menjadi masalah besar selama pandemi Covid-19. Ia mengatakan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJI) telah mengumpulkan data mengenai kesehatan jiwa melalui kuesioner swaperiksa.

Selama dua tahun terakhir, sebanyak 14.988 orang telah mengakses swaperiksa di laman resmi PDSKJI. Sebanyak 75,8 persen di antaranya adalah perempuan. Dari hasil swaperiksa tersebut, 75 persen terindikasi mengalami masalah psikologis mulai dari masalah kecemasan, depresi, hingga keinginan untuk melukai diri sendiri atau bahkan bunuh diri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement