Rabu 02 Nov 2022 14:08 WIB

Mengenal Lebih Jauh Gagal Ginjal Akut pada Anak

Kasus gagal ginjal akut ini berbeda dengan kasus gagal ginjal akut yang telah ada.

Dokter Spesialis Anak, RS Sari Asih Cipondoh, Kota Tangerang, dr. Nunki Andria Sp.A, menyebutkan bahwa penyakit Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (Gg GAPA) yang terjadi belakangan ini belum bisa disimpulkan penyebabnya dan berbeda dengan Gagal Ginjal Akut yang sudah ada sejak dulu.
Foto: RS Sari Asih Cipondoh
Dokter Spesialis Anak, RS Sari Asih Cipondoh, Kota Tangerang, dr. Nunki Andria Sp.A, menyebutkan bahwa penyakit Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (Gg GAPA) yang terjadi belakangan ini belum bisa disimpulkan penyebabnya dan berbeda dengan Gagal Ginjal Akut yang sudah ada sejak dulu.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kota Tangerang, tercatat per Rabu (26/10/2022) kejadian gagal ginjal akut pada anak telah mencapai enam kasus. Hal ini mengindikasikan jika gagal ginjal pada anak telah terjadi di wilayah Kota Tangerang.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang pun langsung menyiapkan langkah-langkah penanganan dengan melakukan sosialisasi ke organisasi profesi seperti IDI, IDAI, dan Ikatan Apoteker Indonesia serta menghentikan sementara penjualan obat sirup dan tidak meresepkannya.

Para orang tua pun masih awam dan bertanya-tanya apa saja gejalanya dan bagaimana kondisi anak setelah mengalaminya?

Dokter Spesialis Anak, RS Sari Asih Cipondoh, Kota Tangerang, dr. Nunki Andria Sp.A, menyebutkan bahwa penyakit Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (Gg GAPA) yang terjadi belakangan ini belum bisa disimpulkan penyebabnya dan berbeda dengan Gagal Ginjal Akut yang sudah ada sejak dulu.

Menurut dr. Nunki, penyakit ini ditemukan sebagian besar pada anak balita tanpa riwayat penyakit ginjal sebelumnya. Kasus gagal ginjal akut ini berbeda dengan kasus gagal ginjal akut yang telah terjadi sebelumnya. Dulu, Gagal Ginjal Akut dapat disebabkan infeksi, kehilangan cairan yang banyak dalam waktu singkat seperti diare dehidrasi berat, atau hal lain yang bisa dijelaskan sebagai penyebabnya.

“Pada kasus Gg GAPA ini kondisi anak memburuk dalam jangka waktu yang singkat, sehingga perlu dilakukan penanganan segera,” ujar dr. Nunki, dalam siaran persnya.

Dijelaskan dr. Nunki, gejala kasus Gg GAPA ini kadang diawali dengan demam, infeksi saluran napas, infeksi saluran cerna, kemudian secara mendadak anak mengalami penurunan produksi urine, urine berwarna pekat, hingga tidak ada urin sama sekali selama 6-8 jam di siang hari, tanpa ada dehidrasi.

dr. Nunki pun mengingatkan kepada para orang tua untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap anak-anaknya agar mengantisipasi kejadian ini dan segera langsung mencari pertolongan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mengatasinya. Ia pun menyarankan agar orang tua jangan panik jika gejala-gejala tersebut terjadi pada anak-anak dan untuk sementara ini jangan memberikan obat-obatan tanpa resep dokter.

“Yang paling utama itu menjaga prilaku hidup bersih, aktif dan menjaga asupan gizi anak agar tetap sehat dan imunitas terjaga,” ujar dr. Nunki.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement