Rabu 02 Nov 2022 16:45 WIB

Perselisihan Properti Antar-Muslim Ganggu Proses Belajar Sebuah Sekolah di Lira

Dua faksi Muslim bersaing di Lira.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
 Perselisihan Properti Antar-Muslim Ganggu Proses Belajar Sebuah Sekolah di Lira. Foto: Alat keperluan sekolah siswa (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Perselisihan Properti Antar-Muslim Ganggu Proses Belajar Sebuah Sekolah di Lira. Foto: Alat keperluan sekolah siswa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,LIRA -- Administrasi Sekolah Dasar Lira di Kota Lira, Uganda, menyatakan kekhawatiran atas perselisihan yang sedang berlangsung antara dua faksi Muslim yang bersaing. Perselisihan antara dua pihak ini disebut dapat mempengaruhi proses pembelajaran.

Laporan tersebut disampaikan setelah faksi yang berbasis di Kibuli dan Dewan Tertinggi Muslim Uganda (UMSC) bentrok saat pelantikan Imam baru di Masjid Faizan, yang berlokasi di sekolah tersebut pekan lalu.

Baca Juga

Kepala sekolah, Benson Ario, mengatakan perkelahian itu telah mempengaruhi proses belajar mengajar, terutama di antara calon siswa tingkat atas yang belum memulai ujian akhir mereka.

“Kami mendengar ledakan gas air mata. Jadi, beberapa murid kami mulai keluar dari kelas dan tiga gadis tidak sadarkan diri. Kekacauan itu membuat orang tua enggan membawa anak-anak mereka ke sekolah,” ujar dia dikutip di Monitor, Rabu (2/11/2022).

Selama pelantikan Imam, faksi yang dipimpin Kibuli telah menutup gerbang sekolah untuk memblokir penyusup yang masuk ke tempat itu. Namun, tim UMSC mendobrak pagar sekolah dan memaksa masuk ke dalam gedung.

Akibatnya, terjadi perkelahian antara kelompok yang bersaing, memaksa keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka. Di tengah kericuhan tersebut, tiga orang murid dilaporkan tidak sadarkan diri dan dibawa ke Rumah Sakit Rujukan Daerah Lira.

Juru bicara kepolisian wilayah Kyoga Utara, Patrick Jimmy Okema, membenarkan insiden tersebut. Pihaknya mendapat informasi intelijen tentang ketidaksepakatan antara komunitas Muslim di Kota Lira, serta ada rencana untuk saling menyerang. Kepolisian pun berusaha melakukan beberapa pengerahan untuk mencegahnya.

 “Saya senang walikota Kota Lira (Sam Atul) mengirim ambulans untuk menjemput anak-anak itu dan membawa mereka ke Rumah Sakit Rujukan Daerah Lira. Mereka sekarang baik-baik saja,” kata Okema.

Komisaris Resident City Lawrence Egole mengatakan, pihak keamanan tengah berusaha mengadakan pertemuan dengan para faksi untuk menyelesaikan perbedaan mereka. “Saya mengimbau kepada orang tua dan masyarakat sekitar untuk tetap tenang. Situasinya tenang dan keamanan akan memastikan perdamaian tetap terjaga, ”ucap dia.

Perselisihan itu seolah mengadu kekuatan antara kepemimpinan Muslim Lango di bawah Kadhi, Syekh Ishaq Salim Nangoye, serta Masjid Madina Faiza di bawah Syekh Muhammad Yusuf Balinda. Syekh Muhammad Yusuf Balinda baru-baru ini disebut membelot ke faksi yang berbasis di Kibuli.

Mereka berebut kepemilikan lahan perumahan SD Lira I, SMP Benih Ojwina, Masjid Madina Faiza, Puskesmas III, maupun Youth Resource Center. Pada bulan September, Sheikh Nangoye dilaporkan menulis surat kepada Benson Ario, kepala sekolah Lira PS, memerintahkannya untuk menyerahkan semua dokumen kepemilikan sekolah yang dimilikinya.

Namun, Ario menolak permintaan tersebut. "Saya tidak dapat merilis dokumen penting seperti itu tanpa persetujuan dan sepengetahuan komite manajemen sekolah, badan yayasan dan pemangku kepentingan lainnya," ujarnya

Sekretaris Distrik Muslim Lango, Fadhil Oguta, mengklaim donatur yang mendanai pembangunan masjid dan fasilitas lainnya di sekolah itu berasal dari Uganda Muslim Supreme Council (UMSC), yang menjadikannya milik mereka.

Sheikh Nangoye telah menulis surat kepada petugas Kota Lira untuk mempercepat proses formalisasi Sekolah Benih Ojwina dengan kantornya, untuk memastikan kelancaran operasinya.

Namun, Syekh Balinda mengatakan mereka adalah pemilik tunggal dari semua properti di sekolah dan akan mempertahankannya. Dia menyarankan siapa pun yang mengklaim kepemilikan properti untuk pergi ke pengadilan. 

Sumber:

https://www.monitor.co.ug/uganda/news/national/muslim-property-wrangles-disrupt-studies-at-lira-school-4004506

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement