Senin 07 Nov 2022 12:22 WIB

Tidak Sabar Menunggu Pembangunan MRT Rute Fatmawati-TMII

Tidak ada salahnya pembangunan MRT rute 4 didahulukan.

Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan jalur MRT Jakarta fase 2A CP201 di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Selasa (20/9/2022). PT MRT Jakarta (Perseroda) menyatakan progres pembangunan fisik dari jalur MRT Jakarta fase CP201 per tanggal 15 September 2022 mencapai 43,01 persen. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan jalur MRT Jakarta fase 2A CP201 di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Selasa (20/9/2022). PT MRT Jakarta (Perseroda) menyatakan progres pembangunan fisik dari jalur MRT Jakarta fase CP201 per tanggal 15 September 2022 mencapai 43,01 persen. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

Oleh : Erik Purnama Putra, Jurnalis Republika

REPUBLIKA.CO.ID, PT MRT Jakarta sudah merilis proyek rute fase 4 dari Fatmawati menuju Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Rute sepanjang 12 kilometer (km) tersebut nantinya terdiri 10 stasiun dengan jalur bawah tanah dan layar. Rute yang dilewati melalui sepanjang Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan (Jaksel) hingga tembus ke Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Sesuai proyeksi, rute tersebut bermula dari Stasiun Fatmawati (eksisting), Antasari, Ampera, Warung Jati, Tanjung Barat, Ranco, Raya Bogor, Tanah Merdeka, Kampung Rambutan, dan TMII. Rute ini sangat strategis lantaran melalui kawasan perkantoran dan sejajar dengan jalur tol.

Jika sampai terwujud, MRT fase 4 akan semakin memudahkan mobilitas masyarakat di kawasan Jaksel dan sekitarnya menuju Depok, Bogor, dan Bekasi. Hal itu lantaran nantinya Stasiun MRT Tanjung Barat akan terkoneksi dengan Stasiun KRL Tanjung Barat. Sehingga penumpang dari arah Lebak Bulus, Bundaran HI, serta Monas maupun Kota (jika fase 2 sudah beroperasi) bisa langsung beralih menggunakan KRL Commuter Line jurusan Kota Depok, Cibinong di Kabupaten Bogor, maupun Kota Bogor.

Pun bagi yang ingin berwisata ke Taman Margasatwa Ragunan maka Stasiun Warung Jati nantinya bisa diintegrasikan dengan Halte Kementan, yang sekarang melayani pengguna bus Transjakarta. Sehingga ketika penumpang MRT Jakarta turun di Stasiun Warung Jati maka bisa beralih ke Halte Kementan untuk melanjutkan perjalanan ke Ragunan yang berjarak sekian menit.

Belum lagi, fase 4 berakhir di Stasiun TMII. Hal ini semakin memudahkan wisatawan yang ingin mengunjungi kawasan wisata yang idenya berasal dari Ibu Tien Soeharto tersebut. Jika benar LRT Jabodebek sudah beroperasi dan ke depannya tersambung dengan Stasiun MRT TMII makan wisatawan tidak perlu lagi mengandalkan kendaraan pribadi untuk ke TMII. Karena selain layanan bus Transjakarta, penumpang bisa naik LRT Jabodebek dan MRT Jakarta dengan turun di Stasiun TMII.

Kondisi itu tentu bakal mendorong lokasi wisata tersebut semakin ramai dikunjungi masyarakat berkat kemudahan akses. Apalagi, jika tarif naik transportasi publik tetap terjangkau seperti sekarang di DKI Jakarta, yaitu Rp 10 ribu dengan perjalanan maksimal tiga jam membuat penumpang pasti lebih memilih transportasi publik daripada membawa kendaraan pribadi.

Hanya saja, untuk mewujudkan fase 4 memang menemui kendala berarti. Tentu saja hambatan utama adalah faktor pembiayaan. Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (DJKA Kemenhub) tidak tinggal diam. Mereka sudah menawarkan proyek itu kepada Konsorsium Korea Selatan (Korsel). Diperkirakan proyek MRT yang membentang di JORR I ini menelan anggaran Rp 30 triliun, bahkan bisa lebih jika tidak kunjung dibangun.

Di sinilah masyarakat harus lebih bersabar menanti. Selain fase 3 dengan rute Balaraja-Cikarang sepanjang 87 km tidak kunjung mendapat kepastian kapan pembangunan fisik dimulai, juga belum ada informasi resmi dari PT MRT Jakarta apakah pembangunan fase transportasi umum berbasis rel tersebut bisa dilakukan secara berbarengan atau maraton. Apakah mungkin pembangunan fase 4 dimulai lebih dulu ketika fase 3 belum jelas kapan pembangunannya? Karena hingga sekarang, pendanaan untuk fase 3 yang menghubungkan kawasan Kabupaten Tangerang, Banten ke Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, ini juga belum jelas.

Sebagai salah satu pecinta transportasi publik, penulis berharap, PT MRT Jakarta bisa lebih bijak dalam membuat keputusan. Jika memang fase 4 lebih menarik di mata investor dan ada konsorsium yang tertarik mendanai maka tidak ada salahnya pembangunan rute Fatmawati-TMII didahulukan, tanpa menunggu fase 3 lebih dulu. Karena jika fase 4 nanti sudah beroperasi maka sangat bisa menjadi salah satu solusi bagi warga melakukan mobilitas di salah satu kawasan perkantoran, tempat wisata, dan permukiman padat penduduk di selatan Jakarta tersebut.

Selain itu, hadirnya fase 4 juga menciptakan integrasi langsung dengan bus Transjakarta, KRL Commuter Line, serta LRT Jabodebek. Sungguh sangat dahsyat dampaknya jika MRT bisa benar-benar melayani rute Fatmawati-TMII. Tidak salah jika warga yang tinggal di Jakarta bagian selatan maupun warga perbatasan Depok dan Bogor sangat menanti hadirnya MRT fase 4.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement