Siang hari, pertengahan September 2022, putri saya pulang sekolah dengan wajah ditekuk. Katanya, seluruh anak akan divaksin campak keesokan harinya.
Sebagai orang tua, ada masa ketika anak-anak kita harus divaksin. Seringnya kita mengatakan pada mereka, "Enggak sakit kok, nak. Rasanya seperti digigit semut."
Ketimbang melupakan manfaat dasar vaksin, lebih baik mendorong anak mengatasi ketakutan sendiri dan berani merasakan sakit secara langsung.
Apa yang bisa kita lakukan untuk membuat anak tidak takut lagi dengan jarum suntik?
1. Beri tahu anak manfaat vaksin
Sekali pun kita sebagai orang tua tidak suka disuntik, jangan menularkan ketakutan sama pada anak. Jangan terlalu memikirkan hal-hal negatifnya.
Beri tahu anak tentang manfaat vaksin. Bagaimana vaksin bisa meningkatkan daya tahan tubuh mereka, membuat mereka tetap sehat, dan dengan divaksin berarti anak ikut melindungi seluruh anggota keluarga dari ancaman penyakit yang disebabkan virus.
2. Beri tahu apa saja efek setelah divaksin
Kita perlu juga memberi tahu anak apa yang akan mereka rasakan setelah divaksin. Beberapa efek samping vaksin, misalnya lengan nyeri, meriang, atau demam mungkin saja mereka rasakan.
Informasi ini menghindarkan anak dari mitos-mitos tentang vaksin. Siapkan kompres untuk meredakan nyeri setelah divaksin. Bila perlu, siapkan krim khusus yang bisa dioleskan di permukaan kulit bekas vaksin untuk mengurangi nyeri.
3. Susui bayi setelah divaksin
Beruntunglah ibu yang menyusui bayinya secara langsung. ASI adalah senjata rahasia untuk meredakan ketakutan bayi hingga usia dua tahun yang masih menyusu eksklusif.
4. Gunakan alat pengalih perhatian
Kita hidup di abad ke-21 di mana smartphone dan ponsel telah terhubung dengan jaringan WiFi. Kita bisa menggunakan paket data kita untuk membiarkan anak menonton video sejenak sebagai alat untuk mengalihkan perhatian mereka dari jarum suntik.
Kita bisa juga meminta anak melihat buku, meniup balon, atau mengajak mereka membicarakan berbagai hal yang mereka suka. Ini adalah teknik pengalih perhatian yang baik.
Jika lupa membawa semua itu, mintalah mereka berhitung, atau mungkin melihat ke luar jendela ketika dokter hendak menyuntik mereka.
5. Jangan beri obat pereda nyeri sebelum divaksin
Banyak orang tua memberikan obat, seperti ibuprofen, parasetamol, atau acetaminofen sebelum anak divaksin. Ini salah.
Kita baru diperkenankan memberi anak obat-obatan tersebut jika memang anak demam setelah divaksin. Pemberian obat sebelum divaksin justru mengurangi kemanjuran vaksin tertentu.