Ahad 06 Nov 2022 00:35 WIB

Pasukan Keamanan Iran Tembakkan Peluru Tajam ke Pengunjuk Rasa

Tindakan keras pasukan keamanan Iran dikhawatirkan telah tewaskan anak-anak

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Amnesty International mengatakan sekitar 10 orang termasuk anak-anak dikhawatirkan tewas dalam tindakan keras pasukan keamanan Iran dalam menghadapi protes pada Jumat (4/11/2022) waktu setempat.
Foto: AP Photo/Cliff Owen
Amnesty International mengatakan sekitar 10 orang termasuk anak-anak dikhawatirkan tewas dalam tindakan keras pasukan keamanan Iran dalam menghadapi protes pada Jumat (4/11/2022) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Amnesty International mengatakan sekitar 10 orang termasuk anak-anak dikhawatirkan tewas dalam tindakan keras pasukan keamanan Iran dalam menghadapi protes pada Jumat (4/11/2022) waktu setempat. Aksi protes terjadi di tenggara Iran terhadap kematian Mahsa Amini, seorang wanita Kurdi berusia 22 tahun yang meninggal setelah ditahan oleh polisi di Teheran.

"Pasukan keamanan telah menembakkan peluru tajam ke para pengunjuk rasa damai dari atap kantor gubernur dan beberapa bangunan lain di kota Khash di provinsi Sistan dan Baluchestan," kata Amnesty seperti dikutip laman CNN International, Sabtu (5/11/2022).

Menurut media dan aktivis pemerintah, protes terhadap pihak berwenang berubah menjadi kekerasan pada Jumat di beberapa kota di Iran tenggara, termasuk Khash. Satu video dari kota yang diposting oleh media pemerintah menunjukkan kepulan asap membumbung dari sebuah gedung.

Dalam laporannya, Amnesty mengutip saksi dan rekaman yang diperolehnya dari berbagai sumber. Kelompok hak asasi manusia itu mengatakan sangat prihatin dengan pertumpahan darah lebih lanjut di tengah gangguan internet dan laporan pihak berwenang membawa lebih banyak pasukan keamanan ke Khash dari Zahedan.

"Otoritas Iran harus segera mengendalikan pasukan keamanan. Negara-negara anggota PBB harus segera menyampaikan keprihatinan kepada duta besar Iran dan mendukung pembentukan mekanisme investigasi independen oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB,” kata Amnesty.

Dewan Koordinasi Asosiasi Perdagangan Guru Iran (CCITTA) juga mentweet pada Jumat bahwa setidaknya 16 pengunjuk rasa tewas. Sementara puluhan lainnya terluka setelah pasukan keamanan Iran menembaki pengunjuk rasa di Khash.

Namun pernyataan itu belum dikonfirmasi secara independen. Jumlah korban bervariasi menurut kelompok oposisi, organisasi hak internasional, dan jurnalis lokal.

Sebuah video yang dibagikan kepada CNN oleh outlet aktivis Iran Wire dari Khash tampaknya menunjukkan beberapa pengunjuk rasa terluka dan tidak sadarkan diri di tanah, setelah suara tembakan keras terdengar di latar belakang. Sementara itu, Kantor Berita semi-resmi Fars memposting foto di Twitter yang menunjukkan mobil hangus dan bangunan yang rusak, dengan keterangan yang menyalahkan kerusakan pada "perusuh."

Fars melaporkan bahwa selama kerusuhan di Khash pada Jumat, beberapa orang terbunuh dan terluka. "Gubernur, gedung Jihad Pertanian dan beberapa gedung pemerintahan lainnya, beberapa kios dan mobil polisi, mobil pribadi rakyat, dan hampir semua bank dibakar oleh perusuh," tulis  Fars. Fars mengeklaim protes di Khash terjadi setelah salat Jumat di sebuah masjid Sunni di daerah itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement