Ahad 06 Nov 2022 07:10 WIB

Suplemen Kunyit Diduga Picu Kerusakan Hati, Kasusnya Meningkat di AS

Masyarakat diserukan untuk berhati-hati dalam mengonsumsi suplemen kunyit.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Bubuk kunyit. Suplemen kunyit yang populer di AS telah dikaitkan dengan kasus-kasus kerusakan hati.
Foto: Flickr
Bubuk kunyit. Suplemen kunyit yang populer di AS telah dikaitkan dengan kasus-kasus kerusakan hati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus kerusakan hati terkait konsumsi suplemen kunyit memang termasuk jarang terjadi. Akan tetapi, angkanya terus mengalami peningkatan di Amerika Serikat (AS) dalam beberapa tahun terakhir, menurut laporan terbaru oleh Drug Induced Liver Injury Network (DILIN).

Peneliti DILIN mengidentifikasi 10 kasus pasien yang mengembangkan berbagai masalah hati yang dikaitkan dengan kunyit. Lima dari pasien dirawat di rumah sakit, dan satu di antaranya meninggal dunia.

Baca Juga

Sebagian besar pasien merupakan perempuan kulit putih paruh baya DILIN memiliki data dugaan cedera hati akibat obat, termasuk dari suplemen, dari 2004 hingga 2022.

Semua kasus yang menunjukkan kunyit sebagai penyebabnya sangat mungkin terjadi setelah 2011. Enam dari 10 kasus terjadi dalam lima tahun terakhir, yang ditafsirkan oleh para peneliti sebagai bukti kemungkinan peningkatan cedera hati dari kunyit.

Dalam tiga kasus kerusakan hati, pasien mengonsumsi suplemen kunyit yang mengandung piperin atau lada hitam. Lada hitam memungkinkan tubuh untuk mencerna suplemen kunyit oral dengan lebih baik, dan beberapa ahli diet merekomendasikan untuk mengonsumsi keduanya berbarengan.

Direktur Hepatologi di Stanford University School of Medicine, dr Paul Kwo, mengatakan hanya ada sedikit penelitian tentang interaksi, tidak hanya antara suplemen dan obat resep, tetapi juga antara berbagai bahan dalam suplemen, seperti kunyit dan lada hitam. Apoteker memeriksa interaksi antara obat yang berbeda seperti antibiotik dan obat tekanan darah, tetapi dokter biasanya tidak mencatat suplemen yang dikonsumsi orang.

"Karena suplemen dijual sebagai terapi 'alami', mereka dianggap aman, padahal menggabungkan suplemen dengan obat resep harus dilakukan dengan hati-hati karena interaksinya belum dipelajari dengan baik" kata Kwo, dikutip dari Insider, Ahad (6/11/2022).

Penelitian lain telah mengaitkan kunyit dengan kerusakan hati. Pada 2019, peneliti Italia mengidentifikasi tujuh kasus cedera hati akibat kunyit di negera itu.

Beberapa studi kasus dalam dua tahun terakhir telah mengidentifikasi beberapa pasien di AS yang mengembangkan masalah hati dari kunyit, dan DILIN mencoba untuk lebih memahami kasus ini. Food and Drug Administration (FDA) tidak mengharuskan penjual suplemen untuk membuktikan kemanjuran atau menetapkan dosis standar yang aman sebelum produk memasuki pasar.

Dokter mengatakan bahwa konsumen perlu menyadari bahwa kurangnya peraturan yang ketat berarti ada risiko suplemen dapat menimbulkan masalah kesehatan yang belum teridentifikasi.

"Ketika informasi baru menimbulkan pertanyaan mengenai keamanannya, FDA dapat saja mencabut persetujuan bahan aditif makanan jika FDA tidak lagi dapat menyimpulkan bahwa ada kepastian yang masuk akal bahwa tidak ada bahaya dari penggunaan yang dibenarkan," kata badan tersebut kepada Insider dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement