Ahad 06 Nov 2022 12:15 WIB

PM Pakistan Tolak Tuduhan Rencanakan Penyerangan Kepada Khan

Sharif mendesak MA untuk membentuk komisi pengadilan untuk menyelidiki tuduhan itu.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menolak tuduhan terlibat dalam upaya pembunuhan terhadap pemimpin oposisi Imran Khan.
Foto: REUTERS/Akhtar Soomro
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menolak tuduhan terlibat dalam upaya pembunuhan terhadap pemimpin oposisi Imran Khan.

REPUBLIKA.CO.ID, LAHORE -- Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menolak tuduhan terlibat dalam upaya pembunuhan terhadap pemimpin oposisi Imran Khan. Mantan perdana menteri itu mendapatkan serangan senjata selama demonstrasi antipemerintah pekan lalu.

Mantan bintang kriket internasional yang beralih menjadi politisi ini menyalahkan Sharif, Menteri Dalam Negeri Rana Sanaullah, dan seorang jenderal tinggi tentara Pakistan atas rencana pembunuhannya. Sharif pun akhirnya angkat suara pada Sabtu (5/11/2022), dia menyatakan tidak ada bukti yang diajukan terhadap tiga orang yang disebutkan namanya oleh Khan.

Baca Juga

Sharif mendesak Mahkamah Agung untuk membentuk komisi pengadilan penuh untuk menyelidiki tuduhan berat tersebut. "Saya meminta Yang Mulia Hakim Agung Pakistan Umar Ata Bandial untuk membentuk komisi pengadilan penuh karena harus ada keputusan segera tentang masalah ini setelah penyelidikan menyeluruh," katanya dikutip dari Anadolu Agency.

Khan adalah perdana menteri Pakistan hingga April tahun ini. Dia digulingkan dalam mosi tidak percaya yang menurutnya telah diatur oleh pemerintah Amerika Serikat. Pemerintah dan militer yang berkuasa pun  telah berulang kali membantah klaim tersebut.

Sejak saat itu, Khan menuduh pejabat militer melakukan penyiksaan dan pelecehan terhadap anggota partainya Pakistan Tehreek-e-Insaf, termasuk seorang senator dan seorang ajudan utama. Dia pun terus mengerahkan pendukung melakukan demonstrasi menentang pemerintahan Sharif. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement