REPUBLIKA.CO.ID, LAHORE -- Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menolak tuduhan terlibat dalam upaya pembunuhan terhadap pemimpin oposisi Imran Khan. Mantan perdana menteri itu mendapatkan serangan senjata selama demonstrasi antipemerintah pekan lalu.
Mantan bintang kriket internasional yang beralih menjadi politisi ini menyalahkan Sharif, Menteri Dalam Negeri Rana Sanaullah, dan seorang jenderal tinggi tentara Pakistan atas rencana pembunuhannya. Sharif pun akhirnya angkat suara pada Sabtu (5/11/2022), dia menyatakan tidak ada bukti yang diajukan terhadap tiga orang yang disebutkan namanya oleh Khan.
Sharif mendesak Mahkamah Agung untuk membentuk komisi pengadilan penuh untuk menyelidiki tuduhan berat tersebut. "Saya meminta Yang Mulia Hakim Agung Pakistan Umar Ata Bandial untuk membentuk komisi pengadilan penuh karena harus ada keputusan segera tentang masalah ini setelah penyelidikan menyeluruh," katanya dikutip dari Anadolu Agency.
Khan adalah perdana menteri Pakistan hingga April tahun ini. Dia digulingkan dalam mosi tidak percaya yang menurutnya telah diatur oleh pemerintah Amerika Serikat. Pemerintah dan militer yang berkuasa pun telah berulang kali membantah klaim tersebut.
Sejak saat itu, Khan menuduh pejabat militer melakukan penyiksaan dan pelecehan terhadap anggota partainya Pakistan Tehreek-e-Insaf, termasuk seorang senator dan seorang ajudan utama. Dia pun terus mengerahkan pendukung melakukan demonstrasi menentang pemerintahan Sharif.