Rabu 09 Nov 2022 17:12 WIB

90 Ribu Mitra Usaha Mikro Amartha Mampu Naik Kelas

Amartha catat mitra alami peningkatan pendapatan hingga 38 persen

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) meluncurkan Sustainability Report (SR) periode 2021. Dalam laporan tersebut, Amartha mencatatkan peningkatan pendapatan di kalangan mitra sebesar 38 persen. Chief Risk and Sustainability Officer Amartha, Aria Widyanto menyampaikan, ini berarti mitra sudah kembali bangkit dari kondisi pandemi dan mampu mengembangkan usahanya.

"Amartha Sustainability Report merupakan laporan tahunan yang mempublikasikan hasil pengukuran dampak dari bisnis yang dijalankan oleh Amartha, baik dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial," katanya dalam keterangan pers, Rabu (9/11).

Dengan mempublikasikan Sustainability Report, Amartha berkomitmen untuk menjalankan bisnis yang berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat dan planet sesuai dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) dari PBB dan Environment, Social, & Governance (ESG).

Ia menyampaikan, Amartha percaya bahwa menjalankan bisnis yang untung, dapat beriringan dengan upaya kami menciptakan dampak berkelanjutan bagi lingkungan dan sosial. Lewat Sustainability Report, Amartha mengajak stakeholder lainnya untuk turut andil dalam mendukung akselerasi pemberdayaan UMKM lewat layanan keuangan yang inklusif.  

"UMKM terbukti memiliki resiliensi yang cukup kuat, terlebih jika diberikan akses keuangan, digitalisasi, serta pendampingan usaha seperti yang dilakukan Amartha," katanya.

Berdasarkan Sustainability Report 2021, Amartha telah menciptakan 130 ribu UMKM baru lewat akses permodalan. UMKM ini merupakan mitra yang baru pertama kali mengembangkan usahanya berkat dukungan permodalan dari Amartha.

Dampak ekonomi juga terlihat dari meningkatnya jumlah lapangan kerja informal yang berhasil tercipta sepanjang tahun 2021. Sebanyak lebih dari 271 ribu lapangan kerja informal tercipta dari mitra UMKM Amartha, angka ini meningkat 29 persen jika dibanding jumlah lapangan kerja pada tahun sebelumnya.

"Amartha mencatatkan, sekitar 90 ribu usaha ultra mikro binaan Amartha berhasil meningkatkan skala usahanya menjadi usaha kecil, dengan total omzet tahunan mencapai Rp 300 juta," katanya.

Peningkatan skala usaha dan pendapatan harus diiringi dengan kemampuan dalam mengelola keuangan. Oleh sebab itu, Amartha konsisten memberikan edukasi literasi keuangan bagi mitra.

Edukasi literasi keuangan ini meliputi pendidikan tentang pentingnya mencatat arus kas, membiasakan diri untuk menabung, serta literasi untuk memanfaatkan platform digital dalam mengakses layanan keuangan.

"Tanpa adanya edukasi, UMKM akan kesulitan memisahkan arus kas usaha dan pribadi, sehingga sulit mengembangkan usahanya," lanjut Aria.

Sebelum bergabung dengan Amartha, hampir 30 persen mitra tidak memiliki tabungan dan tidak terbiasa menabung. Untuk itu, program edukasi literasi keuangan yang dijalankan Amartha juga meliputi proses pengukuran dampaknya.

Sebanyak 276 ribu mitra tercatat telah rutin menabung, bahkan penambahan jumlah tabungan mereka rata-rata meningkat 50 persen dalam setahun. Percepatan ini turut didukung oleh intervensi digital dari Amartha, yakni dengan menyediakan aplikasi Amartha+.

Secara kumulatif, sejak 2010 Amartha telah menyalurkan pendanaan mencapai Rp 8,7 triliun kepada lebih dari 1,2 juta pelaku usaha ultra mikro yang tersebar di 35 ribu desa di Indonesia. Amartha juga memperluas jangkauan operasional dengan membuka 220 poin operasional baru, sehingga total poin operasional Amartha mencapai lebih dari 600 titik.

"Di tengah isu mengenai gejolak ekonomi secara global, Amartha tetap optimis dapat menjangkau jutaan pelaku usaha ultra mikro lainnya lewat akses keuangan inklusif," katanya.

Amartha Sustainability Report 2021 ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi banyak pihak. UMKM memiliki potensi besar untuk dikembangkan, UMKM mampu bangkit dengan cepat apabila mendapatkan akses keuangan inklusif, serta berpeluang untuk memajukan ekonomi di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement