Rabu 09 Nov 2022 19:56 WIB

ASN Diharapkan Melakukan Pelayanan Publik dan Membuat Inovasi

Program bagi ASN Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu upaya literasi digital.

Program literasi digital bagi ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga, Jawa Tengah.
Foto: Istimewa
Program literasi digital bagi ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi menyampaikan, aparatur sipil negara (ASN) harus mengikuti perkembangan teknologi dan mendukung program literasi digital. Dia berpesan kepada ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga, Jawa Tengah untuk betul-betul bijak dalam menggunakan internet.

"Kita juga harus dapat mengimplementasikan pilar-pilar literasi digital dalam kehidupan sehari-hari. Manfaatkan juga untuk melakukan pelayanan publik dan membuat inovasi melalui teknologi, karena ASN adalah ujung tombak pemerintahan," ujar Dyah saat memberi sambutan secara daring dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (9/11/2022).

Kegiatan bagi ASN Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu upaya literasi digital untuk sektor pemerintahan dalam rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Program tersebut bertujuan untuk memberikan literasi teknologi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.

Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo, Bonifasius Wahyu Pudjianto menerangkan, materi yang diberikan kepada para peserta didasarkan pada empat pilar literasi digital. Empat pilar itu, mencakup kecakapan digital, keamanan digital, budaya digital, dan etika digital.

"Dari materi-materi tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kecakapan penggunaan teknologi digital, meningkatkan kewaspadaan terhadap keamanan perangkat dan akun yang digunakan serta mendorong ASN untuk mengenal dan mengadopsi teknologi digital untuk meningkatkan kualitas pelayanan sektor publik pada masyarakat," ucap Bonifasius.

Kepala Lab Psikologi Binus University, Cornelia Istiani, menjelaskan, identitas seseorang bisa dinilai dari perilakunya. Karena itulah, perilaku di dunia nyata dan digital setiap orang harusnya bisa sama atau selaras.

"Penggunaan teknologi juga bisa mempengaruhi cara berpikir kita. Jika kita memaknai betul nilai Pancasila dalammembangun budaya digital, maka emosi, keterlibatan, hubungan, kebermaknaan dan pencapaian kita akan dinilai baik. Lakukan kolaborasi dan inovasi agar budaya digital yang dibangun bisa mendorong transformasi digital Indonesia," ucap Cornelia.

Founder PT Kombas Digital Internasional, Oktani Fungsiana, mengatakan, etika dalam berinternet penting dimiliki seseorang. Dalam mencari informasi dan berkomunikasi melalui internet, diperlukan kesadaran, tanggung jawab, integritas, dan kebajikan. "Ingat, kebebasan berekspresi tidak sama dengan perundungan siber, ujaran kebencian, pencemaran nama baik dan provokasi," kata Oktani.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement