REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu materi yang menjadi pembahasan penting dalam Muktamar ke-48 Pimpinan Pusat Aisyiyah adalah Risalah Perempuan Berkemajuan (RPB). Melalui konsep ini, Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini ingin mengajak dan mendorong kepada perempuan Indonesia untuk berkemajuan.
Dia menjelaskan, Risalah Perempuan Berkemajuan bagi pergerakan perempuan Islam, termasuk Aisyiyah memiliki dasar pijakan keislaman dan konteks kekinian yang relevan menghadapi dinamika baru kehidupan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta.
Bagi dunia perempuan pada umumnya, menurut dia, kehadiran pemikiran Risalah Perempuan Berkemajuan ini dapat menjadi rujukan bagaimana agama khususnya Islam memiliki pandangan yang maju tentang dunia perempuan, sehingga agama bukan rintangan bagi kemajuan perempuan.
“Aisyiah itu ingin mengatakan, ayo kita punya pendangan bahwa perempuan itu harus maju dan konsep perempuan harus maju itu seperti ini,” ujar Noordjannah saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (11/11/2022).
Dengan adanya konsep Perempuan Berkemajuan itu, dia pun yakin perempuan Indonesia akan mampu berkontribusi dalam banyak hal dan akan memberikan kemajuan bagi bangsa dan kemanusiaan semesta.
“Jadi, kalau kita mau maju, perempuan maju itu seperti ini loh. Dia berpengahuan, dia juga beikhtiar untuk pemberdayaan, dengan kriterianya juga ada akhlak, karakternya juga ketakwaan dan sebagainya,” ucap dia.
Noordjannah mengatakan, Risalah Perempuan Berkemajuan ini merupakan sebuah pedoman yang berisi tentang pandangan, arah pemikiran, dan tindakan yang bisa diaktualisasikan sebagai seorang sosok peremepuan berkemajuan.
“Kita ingin mendorong bahwa perempuan-perempuan Indonesia itu adalah perempuan yang berkemajuan, berempuan yang maju, perempuan yang memiliki komitmen dalam banyak hal tersebut,” kata dia.
Dia menambahkan, konsep RPB ini juga telah dibahas dalam Sidang Pleno pertama muktamar yang digelar secara daring pada Ahad (6/11/2022) lalu. Kemudian, masukan-masukan yang sudah diberikan akan dibawa ke Muktamar ke-48 yang akan digelar di Surakarta pada 18-20 November 2022 mendatang.
“Jadi kemarin sudah dibahas dan ada masukan-masukan dari konsep-konsep itu. Dari situ kita akan menyampaikan respons dari pandangan wilayah,” jelas dia.