Senin 14 Nov 2022 18:32 WIB

Tawarkan PM Australia Kerja Sama Mobil Listrik, Jokowi: Kirim Lithiumnya ke Indonesia

Jokowi meminta PM Albanese agar Australia mengekspor Lithium ke Indonesia.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andri Saubani
 Presiden Joko Widodo berbicara kepada wartawan saat ia tiba di bandara Internasional Ngurah Rai di Tuban, Kabupaten Badung untuk KTT Pemimpin G20 di Bali, Ahad 13 November 2022. Bali akan menjadi tuan rumah Kelompok ke-17 (G20) Kepala Negara dan Government Summit dari 15 hingga 16 November 2022.
Foto: EPA-EFE/SONNY TUMBELAKA
Presiden Joko Widodo berbicara kepada wartawan saat ia tiba di bandara Internasional Ngurah Rai di Tuban, Kabupaten Badung untuk KTT Pemimpin G20 di Bali, Ahad 13 November 2022. Bali akan menjadi tuan rumah Kelompok ke-17 (G20) Kepala Negara dan Government Summit dari 15 hingga 16 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese untuk bekerja sama mengembangkan industri mobil listrik. Sebab, lanjut dia, Indonesia dan Australia sama-sama memiliki kekayaan bahan mentah untuk mengembangkan kendaraan listrik, yakni nikel dan Lithium.

“Saya hanya menawarkan kepada Prime Minister Anthony Albanese, di Australia ada Lithium, kita punya nikel. Kalau gabung itu sudah jadi batere mobil listrik,” kata Jokowi saat memberikan keynote speech di B20 Summit Indonesia Tahun 2022 di Bali, Senin (14/11/2022).

Baca Juga

Namun, dalam mengembangkan industri mobil listrik ini, Jokowi meminta PM Albanese agar mengekspor lithiumnya ke Indonesia. Sehingga pengembangan industri kendaraan listrik bisa dilakukan di Indonesia.

“Tapi saya minta kepada Perdana Menteri Albanese untuk lithiumnya bisa dibawa ke Indonesia saja. Kita bersama-sama melakukan hilirisasi di Indonesia,” ujar dia.

Jokowi menekankan, hilirisasi industri bahan mineral mentah penting dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri maupun menciptakan lapangan kerja. Kebijakan ini, kata dia, sudah dilakukan pemerintah dengan menghentikan ekspor bahan nikel.

“Memang harus kita setop untuk mendapatkan nilai tambah di dalam negeri, baik yang berkaitan dengan pendapatan untuk negara, baik yang berkaitan dengan penciptaan lapangan kerja. Dan sudah kita mulai dengan nikel dalam rangka membangun sebuah ekosistem besar EV battery, batere listrik untuk mobil listrik,” kata Jokowi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement