REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – Pakar psikologi politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Mohammad Abdul Hakim menilai pertemuan Anies Baswedan dengan Gibran Rakabuming adalah win-win solution untuk kedua pihak.
Hakim menjelaskan bahwa pertemuan tersebut adalah strategi Anies untuk mendekatkan diri ke sisi presiden Jokowi melalui Gibran. Sebab, tak bisa dipungkiri Anies masih membutuhkan basis massa pendukung dari Jokowi.
"Pertemuan Anies dengan Gibran saya kira adalah bagian dari strategi untuk membangun komunikasi dengan Pak Jokowi dan para pendukungnya. Sejak deklarasi sebagai Capres, sosok Anies nampaknya belum diterima secara terbuka oleh para pendukung dan simpatisan presiden Jokowi," kata Hakim ketika dihubungi Republika, Selasa (14/11/2022).
Hakim menjelaskan bagaimana pentingnya efek yang akan dihasilkan dari pertemuan tersebut. Salah satunya adalah memperoleh dukungan pemilihnya untuk pemenangan pilpres mendatang, khususnya di pulau Jawa.
"Restu dan dukungan dari Presiden Jokowi akan membantu Anies untuk merebut hati para pemilih di daerah Jawa Tengah serta dari kelompok etnis Jawa. Ya minimal bisa diharapkan Anies kepada Pak Jokowi adalah menurunkan tingkat antipati pendukung kepada sosok Anies," terangnya.
Selanjutnya, Hakim menjelaskan bahwa pertemuan tersebut juga bisa menjadi modal tersendiri, baik untuk Gibran maupun Anies. Sebab, Gibran diuntungkan dengan basis massa dan pengaruh Anies di Jakarta sedangkan Anies mendapatkan salah satu kunci untuk berkomunikasi dengan istana.
"Deklarasi Anies oleh Nasdem tampaknya tidak disambut baik oleh Presiden Jokowi. Sampai saat ini, Pak Jokowi belum menyampaikan selamat ulang tahun kepada Nasdem. Ada kesan Pak Jokowi tidak merestui pencalonan Anies Baswedan. Hal ini menjadi alasan lain mengapa penting bagi Anies utk membuka komunikasi dengan Istana melalui Gibran. Selain itu, Anies punya modal politik pengaruh di Jakarta. Modal politik ini bisa ditawarkan kepada Gibran jika ingin maju di Pilgub Jakarta," pungkasnya.