Kamis 17 Nov 2022 21:15 WIB

China akan Adopsi Konsensus Hasil Pertemuan Xi dan Biden

China akan mengadopsi konsensus-konsensus utama yang dicapai Xi dan Biden

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping sepakat untuk menolak penggunaan senjata nuklir.
Foto: AP Photo/Alex Brandon
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping sepakat untuk menolak penggunaan senjata nuklir.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – China akan mengadopsi konsensus-konsensus utama yang dicapai setelah pertemuan Presiden Xi Jinping dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Xi dan Biden melangsungkan pertemuan bilateral sehari sebelum KTT G20 di Bali dimulai 15 November lalu.

“Kami akan dengan hati-hati menerapkan konsensus utama yang dicapai oleh kedua pemimpin dan akan menerbitkan informasi pada saat kami memilikinya,” kata juru bicara Kementerian Perdagangan China Shu Jueting dalam konferensi pers di Beijing, Kamis (17/11/2022).

Dia mengatakan, pembangunan yang sehat dan stabil untuk kerja sama ekonomi serta perdagangan China-AS akan menguntungkan kedua negara. Menurut Shu, dunia pun bakal memperoleh dampak positif darinya.

Mengacu pada pembicaraan yang diadakan pada pertemuan puncak G20 di Bali, Shu menambahkan bahwa AS-China harus bekerja sama serta menciptakan kondisi untuk kerja sama ekonomi dan perdagangan.

Sebelumnya juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan, pertemuan antara Xi dan Biden menjelang KTT G20 pada Senin (14/11/2022) dapat menstabilkan hubungan bilateral kedua negara. Pertemuan Xi dengan Biden memang berlangsung saat hubungan AS-China dianggap berada di titik terendah dalam beberapa dekade.

“Kami berharap AS akan bekerja sama dengan China, dengan tepat menjaga perbedaan, mempromosikan kerja sama yang saling menguntungkan serta menghindari kesalahpahaman dan salah penilaian guna mendorong hubungan AS-China kembali ke jalur pembangunan yang sehat dan stabil,” kata Mao Ning saat ditanya tentang pertemuan Xi dan Biden, dikutip laman resmi Kementerian Luar Negeri China.

Dia menekankan, China berkomitmen untuk saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan menjalin kerja sama saling menguntungkan dengan AS. “Pada saat yang sama, kami akan dengan tegas mempertahankan kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan kami,” ujar Mao.

Menurutnya, AS pun perlu bekerja sama dengan China dalam mengelola dengan baik perbedaan antara kedua negara. Sebab hanya dengan cara seperti itu, hubungan AS-China bisa sehat dan stabil.

Xi Jinping dan Joe Biden melakukan pertemuan bilateral di Hotel Mulia, Bali, Senin (14/11/2022). Itu merupakan pertama Biden dengan Xi sejak dia menjabat sebagai presiden AS. Saat keduanya berjabat tangan sebelum melangsungkan pertemuan, ada nuansa kehangatan. Xi dan Biden saling bertukar senyum. “Senang bertemu Anda,” kata Biden kepada Xi.

Pertemuan Xi dan Biden cukup dinanti. Hal itu karena saat ini hubungan bilateral AS-China dipandang berada pada titik paling rendah selama beberapa dekade. Biden mengatakan, pertemuannya dengan Xi di Bali merupakan awal untuk pertemuan selanjutnya.

Biden mengungkapkan, saat ini dunia sedang dihadapkan dengan berbagai tantangan, mulai dari perubahan iklim hingga ketahanan pangan. Menurutnya, penanganan isu-isu tersebut membutuhkan kolaborasi dan kerja sama, tak terkecuali dari dirinya dengan Xi. Kemudian terkait perselisihan bilateral, Biden meyakinkan bahwa tak aka nada Perang Dingin baru yang melibatkan China dan AS.

“Tidak ada Perang Dingin. Kami melakukan komunikasi yang baik dan terbuka antara satu sama lain,” ujar Biden terkait pertemuannya dengan Xi.

Xi menyampaikan hal senada dengan Biden. Dia menilai, saat ini dunia tengah menghadapi beragam tantangan. Xi berpendapat kerja sama AS-China dapat membawa harapan bagi perdamaian dunia dan stabilitas global.

“Lewat pertemuan ini, kami siap melakukan pertukaran pandangan yang lebih mendalam terhadap isu-isu strategis antara China dan Amerika. Terutama juga hubungannya dengan isu-isu global dan regional,” kata Xi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement