REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kantor Basarnas Yogyakarta melaporkan lima orang remaja terseret ombak di Pantai Seruni, Tepus, Kabupaten Gunungkidul, DIY, Kamis (17/11). Lima orang tersebut merupakan santri Pondok Pesantren Al Mukmin, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Humas Kantor Basarnas Yogyakarta, Pipit Eriyanto mengatakan, empat santri berhasil selamat. Namun, satu santri atas nama Muhammad Yuzki Fahimudin (18) tenggelam dan saat ini masih dalam proses pencarian oleh tim SAR gabungan.
Korban diketahui berkemah dengan santri lainnya, dengan total 100 santri di Pantai Seruni. Santri-santri tersebut sudah datang ke Pantai Seruni sehari sebelum kejadian yakni 16 November.
"Ngecamp kurang lebih 100 orang di Pantai Seruni sejak kemarin sore sekitar pukul 17.00 WIB. Pagi hari sekitar pukul 05.30 WIB, korban bersama temannya bermain air diduga terlalu ketengah dan tenggelam," kata Pipit kepada wartawan, Kamis (17/11) malam.
Berdasarkan kronologi kejadian yang didapatkan dari keterangan saksi, Pipit menjelaskan, awalnya ada lima yang bermain air hingga ke tengah. Saat ada gelombang besar, kelima santri tersebut terseret ombak besar.
Empat santri berhasil menepi ke bibir pantai dengan selamat. Sedangkan, satu santri lainnya terbawa arus hingga tenggelam."Empat korban berhasil menepi, saksi sudah berusaha menolong, tetapi arus terlalu deras dan satu korban tenggelam," ujar Pipit.
Korban pun sebelumnya sempat diingatkan agar tidak terlalu ke tengah saat bermain air. Namun, imbauan tersebut dihiraukan oleh korban dan juga temannya."Berdasarkan keterangan saksi, korban bersama empat temannya sudah berulang kali diingatkan agar jangan bermain air terlalu ketengah, tetapi tidak dihiraukan," jelasnya.
Meskipun selamat, empat korban yang berhasil menepi mengalami kondisi lemas dan shock. Sedangkan, untuk satu korban lainnya yang belum ditemukan terus dilakukan pencarian.
Pencarian korban dilakukan setidaknya oleh 50 personel tim SAR gabungan. Proses pencarian ini dilakukan dengan menyisir melalui laut menggunakan kapal rescue dari Pantai Ngandong.
Di hari pertama pencarian, Pipit menginformasikan sekitar hampir pukul 19.00 WIB bahwa pencarian korban dihentikan sementara. Hal ini dikarenakan cuaca buruk yang terjadi di lokasi pencarian.
"Pencarian dihentikan sementara karena cuaca buruk dan di lokasi kejadian hujan deras. Hasil pencarian hari ini masih nihil dan akan dilanjutkan besok," tambah Pipit.