REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Gempa bumi magnitudo 5,3 terjadi di wilayah laut selatan Jawa Barat (Jabar) pada Ahad (20/11/2022) pukul 01.28 WIB. Berdasarkan hasil analisis terakhir Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa bumi ini memiliki parameter magnitudo 5,1.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,01 derajat LS; 107,89 derajat BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 34 kilometer arah selatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jabar, pada kedalaman 70 kilometer. Gempa ini merupakan jenis menengah akibat adanya aktivitas patahan dalam Lempeng Indo-Australia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," kata dia, melalui keterangan tertulis, Ahad.
Daryono menjelaskan, gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Garut dengan skala intensitas IV MMI, di daerah Pangandaran dan Tasikmalaya dengan skala intensitas III MMI, di daerah Bandung Barat, Ciamis, Cilacap, Kab. Bandung, dan Kota Bandung dengan skala intensitas II MMI. Berdasarkan hasil pemodelan, gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
"Hingga pukul 02.00 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock)," kata dia.
Daryono mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ia juga meminta masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Satria Budi, tidak ada laporan kerusakan setelah terjadinya gempa bumi. Menurut dia, gempa hanya membuat masyarakat kaget, tapi tak sampai menimbulkan kepanikan. "Saya sudah kontek Camat Pameungpeuk, tidak ada laporan apa-apa," kata dia saat dikonfirmasi Republika, Ahad (20/11/2022).
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pangandaran, Kustiman, juga mengatakan hal serupa. Hingga Ahad siang, belum ada laporan dampak akibat gempa bumi yang juga dirasakan di Kabupaten Pangandaran.
"Yang dikhawatirkan semalam itu kan lagi weekend dan banyak pengunjung. Takutnya akan berimbas. Namun alhamdulillah semua kondusif," kata dia.
Menurut dia, sejumlah wisatawan sempat kaget akan terjadinya guncangan. Namun, tidak ada kepanikan berlebih. "Teman-teman yang sudah memahami bisa melakukan edukasi dengan baik," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Ciamis, Memet Hikmat, mengatakan, hingga saat ini belum ada laporan kerusakan pascagempa. "Aman alhamdulillah," kata dia.