Ahad 20 Nov 2022 18:38 WIB

Memahami Esensi Bersepeda, tak Hanya Latih Fisik Tapi Juga Mental

Saat bersepeda, pesepeda dilatih untuk sabar dan sadar kapasitas diri

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Gita Amanda
Peserta memasuki garis fisnis di tempat wisata Maranganani saat kegiatan Republik Gobar (Gowes Bareng) Etape I di Pusjatan Kemeterian PUPR Kota Bandung, Ahad (20/11). Kegiatan yang digelar Republika Jawa Barat ini diikuti oleh sedikitnya 200 pesepeda dari berbagai komunitas di Jawa Barat.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Peserta memasuki garis fisnis di tempat wisata Maranganani saat kegiatan Republik Gobar (Gowes Bareng) Etape I di Pusjatan Kemeterian PUPR Kota Bandung, Ahad (20/11). Kegiatan yang digelar Republika Jawa Barat ini diikuti oleh sedikitnya 200 pesepeda dari berbagai komunitas di Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Raut lelah terpampang jelas di wajah Iwan Hermawan, salah satu pesepeda Republik Gowes Bersama (Gobar), begitu ia dan sejumlah pesepeda lain tiba di garis akhir. Untuk mencapai garis finish, Iwan dan ratusan pesepeda yang berpartisipasi dalam kegiatan gowes bersama yang digelar Republika, pada Ahad (20/11/2022), harus melintasi jalur sepanjang 10 kilometer yang terbilang ekstrem.

Pria 62 tahun itu mengatakan cukup kewalahan untuk menaklukkan jalur yang hampir seluruhnya curam itu. Pensiunan ASN Dinas Pendidikan Jawa Barat itu mengaku selama ini lebih banyak menjelajahi jalur-jalur datar. "Untuk jalur ektrem, hanya dijajal beberapa kali untuk menguji stamina," ujarnya.

Baca Juga

Untuk menaklukkan jalur Republik Gobar, dari Arcamanik ke Cipanjalu, Kabupaten Bandung, Iwan mengaku telah menyiapkan diri bersama rekan sekomunitas sepedanya selama beberapa pekan terakhir. Meski terbilang pendek, namun jalur kali ini menurutnya lebih ekstrem dibandingkan jalur-jalur yang pernah ia lalui.

“Saat gowes, kita bukan hanya menguji fisik, tapi juga mental. Karena kita dilatih untuk sabar dan sadar kapasitas diri,” ingatnya.