Selasa 22 Nov 2022 10:15 WIB

Korban Meninggal Gempa Cianjur Sementara 162 Orang, Menko PMK: Meninggal Syahid

Sebagian besar korban meninggal dunia anak sekolah karena waktu kejadian bersamaan.

Rep: Riga Nurul Iman / Red: Agus Yulianto
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy melakukan jumpers penanganan bencana di Cianjur di Pendopo Kabupaten Cianjur, Selasa (22/11/2022).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy melakukan jumpers penanganan bencana di Cianjur di Pendopo Kabupaten Cianjur, Selasa (22/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memastikan, jumlah korban yang meninggal dunia akibat gempa Cianjur sementara sebanyak 162 orang. Hal ini disampaikan saat melakukan koordinasi penanganan bencana di Pendopo Kabupaten Cianjur, Selasa (22/11/2022).

Selain Menko PMK hadir mendampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, KSAD Jenderal Dudung Abdurachman, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, dan lain sebagainya. "Kami koordinasi penangana kon tahapan tanggap bencana yang terjadi di Kabupaten Cianjur terjadi kemarin sekitar pukul 13.20 WIB," ujar Menko PMK Muhadjir Effendy.

 

photo
Seorang anak dirawat di lapangan RSUD Sayang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022). BNPB mencatat hingga pukul 19.34 WIB, sebanyak 62 orang meninggal dunia dan 25 orang masih tertimbun reruntuhan akibat gempa berkekuatan 5,6 SR. Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

 

Di mana kejadian ini menelan korban dalam jumlah cukup banyak sementara angka belum bisa dipastikan, namun angka sememtara 162 orang meninggal dunia. "Kami atas nama pemerintah mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya dan ikut prihatin mendalam terjadinya bencana di luar kehendak dari kita semua," ungkap Muhadjir.

Mereka yang jadi korban bencana di Cianjur, kata dia, termasuk orang yang syahid dalam ajaran agama Islam yang diyakini. Sebab, mereka yang meninggal karena bencana meninggalnya setara dengan orang yang meninggal syahid dan keluarga diberikan ketabahan dan bisa bangkit kembali.

Laporan dari gubernur, kata Muhadjir, sebagian besar korban meninggal dunia anak sekolah karena waktu kejadian bersamaan waktu mengaji di Madrasaj diniyah di masjid. Hal ini karena sebagai kegiatan ruton di Cianjur setelah sekolah formal mereka mengikuti pendidikan non formal.

"Pemerintah sudah melakukan langkah cepat, baik pemkab dan provinsi dan kami ucapkan terima kasih kepada seluruhnya karena melakukan langkah cepat tidak bertele tele, tepat waktu dan cepat," ungkap Muhadjir. Kebutuhan dari BNPB memutuskan hanya ada satu posko ditempatkan di kantor atau pendopo bupati Cianjur.

Muhadjir berharap, wartawan arif menghimpun data dari satu pintu dari posko dan akan konferensi pers setiap pukul 17.00 WIB. Dia berharap, masa darurat ditangani secepat mungkin, karena semakin cepat maka makin baik memperpendek penderitaan warga.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement