Kamis 24 Nov 2022 05:07 WIB

Bali Jadi Target Pengembangan Kendaraan Listrik Setelah Jakarta

Bali memiliki ekosistem kendaraan listrik yang cukup baik.

Ilustrasi Mobil Listrik
Foto: Foto : MgRol_94
Ilustrasi Mobil Listrik

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- General Manager Pusat Pendidikan dan Pelatihan PLN Rio Adrianto menyatakan, Bali menjadi target pengembangan ekosistem kendaraan listrik setelah Jakarta. Khusus untuk di Bali sendiri, PLN akan gencarkan pemakaian kendaraan listrik mengingat Bali adalah basis pariwisata di Indonesia.

"Pemakaian di Indonesia sendiri paling tinggi di Jakarta karena fasilitas charging-nya mayoritas ada di Jakarta. Mungkin yang berikutnya adalah Bali, karena kemarin ada event G20. Bali menjadi prioritas sebagai implementasi G20 tentunya. Setelah Jakarta, Bali yang memiliki ekosistem kendaraan listrik yang lumayan," kata dia, Rabu (23/11/2022).

Baca Juga

PLN telah menyediakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Fast Charging sebanyak 21 unit di 15 lokasi yang tersebar di beberapa titik di Bali. Sebanyak SPKLU Ultra Fast Charging sebanyak 66 unit yang digunakan saat perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi G20, serta home charging sebanyak 200 unit.

Rio menyatakan pihaknya tengah berusaha untuk mengurangi efek rumah kaca dan emisi karbon, serta mengantisipasi perubahan iklim yang secara jangka panjang akan merusak ekosistem. Usaha tersebut, kata dia, merupakan bagian dari komitmen yang dicanangkan oleh manajemen PLN, dimana PLN harus menjadi pionir terdepan dalam menjaga usaha-usaha untuk mengurangi emisi karbon, menjaga perubahan iklim, membuat rangkaian rencana aksi dan informasi untuk bagaimana mulai mengurangi penggunaan energi yang ramah lingkungan.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement