REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG - Korea Utara (Korut) menuding Amerika Serikat (AS) mendorongnya ke dalam krisis keamanan dan mengatakan, segala upaya Washington melucuti senjata Pyongyang akan gagal. Dalam pernyataan yang dirilis pada Selasa (22/11/2022) malam, wakil direktur departemen Komite Sentral Partai Buruh Korea Kim Yo Jong mengecam AS karena meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membatasi senjata ilegal Korut.
"DK PBB telah menutup mata terhadap latihan militer yang sangat berbahaya oleh AS dan Korea Selatan, dan penumpukan senjata mereka yang diarahkan ke DPRK dan mempermasalahkan pelaksanaan DPRK atas haknya yang tidak dapat diganggu gugat untuk membela diri. Ini jelas merupakan standar ganda," kata Kim dalam pernyataan yang diterbitkan oleh media pemerintah KCNA.
DPRK adalah singkatan dari nama resmi Korut yaitu Republik Rakyat Demokratik Korea. Menurut Kim, adalah sebuah ironi bahwa segera setelah sidang pembukaan DK PBB selesai, AS melampiaskan kemarahannya atas kegagalan mewujudkan niat jahatnya sambil mengumumkan pernyataan bersama dengan 'gerombolan pengacau' seperti Inggris, Prancis, Australia, Jepang, dan Korea Selatan.
Pada Senin (21/11/2022), AS meminta DK PBB untuk memberlakukan tindakan keras terhadap Korut sebagai tanggapan atas peluncuran rudal balistik antarbenua terbaru Pyongyang yang melanggar resolusi PBB. Kim menolak reaksi AS dan sekutunya atas uji coba rudal terbaru itu dan mengatakan Washington mendorong situasi semenanjung Korea ke fase krisis yang baru.
"AS harus berhati-hati bahwa tidak peduli seberapa keras upayanya untuk melucuti senjata DPRK, AS tidak akan pernah dapat menghilangkan hak DPRK untuk membela diri... dan semakin bersikeras pada tindakan anti DPRK, AS akan menghadapi krisis keamanan yang lebih fatal," kata Kim.