REPUBLIKA.CO.ID, PRISTINA -- Kosovo dan Serbia mencapai kesepakatan untuk mengakhiri permasalahan plat nomor mobil di utara Kosovo. Barat memperingatkan masalah ini dapat memicu kekerasan etnis.
"Kami telah mencapai kesepakatan," cicit kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell di Twitter-nya usai perundingan selama 1 jam di Brussels, Rabu (23/11/2022).
"Sangat senang untuk mengumumkan dalam perundingan yang difasilitasi Uni Eropa kepala negosiator Kosovo dan Serbia telah sepakat pada langkah-langkah menghindari eskalasi lebih lanjut dan sepenuhnya berkonsentrasi pada proposal normalisasi hubungan mereka," katanya.
Kosovo telah berencana untuk menjatuhkan denda pada sekitar 10 ribu pengendara yang masih menggunakan plat nomor yang dikeluarkan Serbia. Upaya sebelumnya pada Senin (20/11/2022) lalu gagal.
Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti dan Presiden Serbia Aleksandar Vucic gagal mencapai kesepakatan. Atas permintaan Amerika Serikat (AS), Kosovo terpaksa menunda memberlakukan denda pada pengendara Serbia selama 48 jam.
"Serbia akan berhenti mengeluarkan plat-plat dengan denominasi kota-kota Kosovo dan menahan diri dari tindakan yang berhubungan perpanjangan registrasi kendaraan," tulis Borrell di Twitter.
Pada tahun ini Kosovo mewajibkan minoritas Serbia untuk mengubah plat nomor lama mereka yang dikeluarkan sebelum 1999 ketika Kosovo masih bagian dari Serbia. Etnis Serbia di bagian utara negara itu menolak, terkadang dengan kekerasan.
Sekitar 50 ribu etnis Serbia yang tinggal di sana menolak mengakui otoritas Pristina dan masih menganggap diri mereka bagian dari Serbia. Presiden Kosovo Vjosa Osmani berterimakasih pada Washington atas kesepakatan ini.
"Dukungan mereka pada proses dialog antara Kosovo dan Serbia sangat dibutuhkan, Kosovo berterimakasih," tulis Osmani di Twitter.