REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR - Dua orang relawan tuna netra PMI Kota Sukabumi memberikan pelayanan pijat untuk korban bencana gempa yang mengungsi dan menjalani pengobatan di Markas PMI Cianjur, Jawa Barat. Jasa mereka juga banyak digunakan relawan yang bertugas.
Kepala Markas PMI Kota Sukabumi dan relawan pijat, Atep Mulyadi, saat dihubungi pada Jumat (25/11/2022) mengatakan dua orang tukang pijat tuna netra atas nama Mulyadi dan Bambang itu merupakan relawan yang kerap dilibatkan dalam berbagai kegiatan PMI Kota Sukabumi. "Kami melibatkan mereka untuk memberikan pelayanan pijat bagi korban bencana, pemudik, dan relawan yang mengalami salah urat saat bertugas. Untuk korban gempa Cianjur yang mengalami salah urat sampai dengan patah tulang dapat ditangani kedua orang relawan kami," katanya.
Atep menjelaskan selama ini pihaknya menjalin kerja sama dengan Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) Sukabumi untuk memberikan pelayanan yang berbeda pada setiap posko yang didirikan, seperti posko bencana dan posko Lebaran. Dengan demikian warga dapat memilih pelayanan yang dibutuhkan.
Seperti di Cianjur, tutur dia, banyak korban gempa yang mengalami salah urat, keseleo, dan sakit badan akibat tertimpa bangunan atau terjatuh saat menyelamatkan diri. Oleh karena itu mereka membutuhkan tukang pijat agar tubuhnya kembali bugar.
Relawan tuna netra PMI Kota Sukabumi, Bambang, mengatakan merasa senang dapat memberikan keahlian yang dimilikinya untuk membantu sesama terutama korban bencana yang mengalami salah urat sampai patah tulang atau hanya sekedar menghilangkan pegal di badannya. "Setiap ada kegiatan PMI saya bersama teman-teman tuna netra lainnya sering dilibatkan. Kami merasa bangga karena tenaga kami dapat meringankan beban sesama meski hanya memijit," katanya.
Selama satu hari bertugas di PMI Cianjur, Bambang mengaku sudah memijat lebih dari 60 orang yang merupakan korban bencana dan relawan PMI yang bertugas. "Kalau sudah letih paling istirahat sebentar, nanti ada yang butuh bantuan saya teruskan lagi sampai malam," ujar dia.