REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) telah mengumumkan larangan impor dan penjualan peralatan telekomunikasi yang menimbulkan risiko keamanan nasional. Produk dari dua perusahaan telekomunikasi raksasa asal China, yakni Huawei dan ZTE, masuk dalam daftar larangan.
Huawei dan ZTE telah tercantum dalam daftar perusahaan yang dianggap sebagai ancaman oleh Komisi Komunikasi Federal AS atau Federal Communications Commission (FCC). Aturan baru, yang diadopsi pada Jumat (25/11), melarang otorisas peralatan dari kedua perusahaan tersebut di masa mendatang.
Selain Huawei dan ZTE, larangan impor dan penjualan juga diterapkan pada tiga perusahaan China lainnya, yakni produsen peralatan pengawasan Dahua Technology Co Ltd, perusahaan video pengawas Hangzhou Hikvision Digital Technology Co Ltd, serta perusahaan telekomunikasi Hytera Communications Corp Ltd.
"Aturan baru ini merupakan bagian penting dari tindakan berkelanjutan kami untuk melindungi rakyat Amerika dari ancaman keamanan nasional yang melibatkan telekomunikasi," kata Ketua FCC Jessica Rosenworcel dalam sebuah pernyataan.
"FCC berkomitmen untuk melindungi keamanan nasional kami dengan memastikan bahwa peralatan komunikasi yang tidak dapat dipercaya tidak boleh digunakan di dalam perbatasan kami," ujar Rosenworcel menambahkan.
Huawei, ZTE, Dahua Technology, Hangzhou Hikvision Digital Technology, dan Hytera Communications belum memberikan tanggapan resmi soal larangan penjualan produk mereka oleh AS. Pemerintah China pun belum merilis pernyataan terkait keputusan Washington.
Sebelumnya AS sudah melarang penggunaan peralatan atau produk Huawei di lingkungan pemerintahan. AS pun menganjurkan sektor-sektor swasta agar tidak menggunakan produk Huawei. Washington khawatir bahwa peralatan telekomunikasi yang dipasarkan Huawei dapat disusupi oleh intelijen Cina.
Pada 2019, AS menempatkan Huawei pada daftar hitam perdagangan. Kalangan pemasok AS dilarang menjalin bisnis dengan perusahaan tersebut. Keputusan tersebut berdampak sangat besar karena Huawei tak bisa melanjutkan kerja samanya dengan Google.
Sistem operasi gawai Huawei diketahui menggunakan Android yang dikembangkan Google. Kala itu Huawei sempat sesumbar akan membangun sistem operasi sendiri untuk ponsel pintarnya.