Senin 28 Nov 2022 10:28 WIB

Erdogan Berniat Pulihkan Hubungan dengan Mesir dan Suriah

Erdogan tunjukkan niatnya untuk memulihkan relasi diplomatik dengan Mesir dan Suriah

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) berjabat tangan dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi saat upacara pembukaan Piala Dunia 2022 di Doha, Qatar, Ahad, 20 November 2022.
Foto: Kepresidenan Turki via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) berjabat tangan dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi saat upacara pembukaan Piala Dunia 2022 di Doha, Qatar, Ahad, 20 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah secara terbuka menunjukkan niatnya untuk memulihkan relasi diplomatik negaranya dengan Mesir. Dia mengatakan, proses pembangunan hubungan dengan Kairo dapat dimulai lewat pertemuan menteri luar negeri kedua negara terlebih dulu.

Dalam sebuah program diskusi televisi yang disiarkan pada Ahad (27/11/2022), Erdogan menceritakan tentang pertemuannya dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi di sela-sela seremoni pembukaan Piala Dunia Qatar pada 20 November lalu. Erdogan mengungkapkan, dia dan Sisi melakukan pembicaraan antara 30 hingga 45 menit.

“Kami melakukan pembicaraan fokus terbatas dengan Tuan Sisi di sana (Qatar) dan mengatakan mari sekarang menteri kita datang dan pergi di tingkat rendah. Setelah itu, mari kita perluas dan perluas pembicaraan ini,” ungkap Erdogan, dilaporkan laman Al Arabiya.

Erdogan pun mengisyaratkan bahwa dirinya terbuka untuk memulihkan hubungan dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad. “Sama seperti urusan ini sekarang sejalan dengan Mesir, hal-hal juga mungkin sejalan dengan Suriah,” katanya.

Sebelumnya Wakil Presiden Turki Fuat Oktay telah mengatakan bahwa negaranya mempertahankan kontak dengan Mesir untuk proses normalisasi hubungan bilateral. Hal itu disampaikan pasca pertemuan Erdogan dengan Sisi di Qatar.

“Sikap yang mengutamakan kerja sama negara kami di kawasan telah menghasilkan era baru dalam hubungan bilateral dengan Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Israel. Kontak kami dengan Mesir untuk normalisasi hubungan berlanjut dalam kerangka kemauan dan kepentingan bersama dari kedua belah pihak, serta rasa hormat,” kata Wakil Presiden Turki Fuat Oktay, Jumat (25/11) pekan lalu, dilaporkan Anadolu Agency.

Hubungan Turki dan Mesir telah mengalami keretakan selama hampir satu dekade. Turki diketahui menolak mengakui pemerintahan Sisi pasca kudeta militer yang dilakukannya terhadap mantan presiden Mesir Mohamed Morsi pada 2013. Erdogan adalah tokoh yang mendukung Morsi.

Pada Februari 2019, Erdogan sempat mengatakan dia tidak akan bertemu Sisi sampai seluruh tahanan politik Mesir dibebaskan.Beberapa kelompok hak asasi manusia melaporkan bahwa Mesir menahan 65 ribu tahanan politik.

“Saya tidak akan pernah bertemu dengan orang seperti itu. Pertama-tama, dia (Sisi) perlu membebaskan semua narapidana dengan amnesti umum. Selama dia tidak membebaskan orang-orang itu, kami tidak bisa bertemu dengan Sisi,” kata Erdogan kala itu.

Erdogan telah mengindikasikan bahwa dia akan mengevaluasi kembali hubungan dengan Mesir dan Suriah setelah pemilihan presiden serta parlemen domestik tahun depan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement