REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan dibutuhkan sekitar Rp 10 triliun hingga Rp 15 triliun untuk mencapai 100 persen rasio elektrifikasi di desa di seluruh Indonesia pada 2024. Dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (28/11/2022), Darmawan menyebut program distribusi dan listrik desa membutuhkan dana sekitar Rp 13 triliun untuk mencapai rasio elektrifikasi di desa atau rasio desa berlistrik (RDB) hingga 100 persen.
"Memang pada 2024 untuk distribusi dan listrik desa masih membutuhkan Rp 13 triliun agar rasio desa mendekati 100 persen. Tetapi juga masih ada penambahan pembangkit, gardu induk, dan transmisi tambahan sekitar Rp 10 triliun - Rp 15 triliun untuk mencapai 100 persen itu pada 2024," katanya.
Dalam catatan PLN, rasio desa berlistrik (RDB) pada 2021 sebesar 90,78 persen, naik menjadi 90,97 persen pada Oktober 2022 dengan penyertaan modal negara (PMN). Angka tersebut diharapkan bisa terus meningkat menjadi 93,83 pada 2023 seiring dengan pengajuan PMN tahun depan sebesar Rp 10 triliun.
"Untuk tahun 2023, PLN mengajukan PMN sebesar Rp 10 triliun," katanya.
Darmawan menyebut dari total usulan anggaran PMN sebesar Rp 10 triliun, perseroan akan mengalokasikan sebesar Rp 1,74 triliun untuk pembangunan pembangkit, sebanyak Rp 3,78 triliun untuk transmisi dan gardu induk, serta Rp 4,48 triliun untuk distribusi dan listrik desa.
Pada 2022, PLN telah mendapat alokasi PMN sebesar Rp 5 triliun yang telah sepenuhnya cair pada Oktober 2022 dan dialokasikan untuk membangun infrastruktur pembangkitan dengan sumber daya setempat sebesar Rp 0,23 triliun, pembangunan transmisi dan gardu induk di daerah-daerah terpencil sebesar Rp 2,56 triliun dan penyambungan pelanggan untuk listrik berkeadilan, serta mendukung pengembangan lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas sebesar Rp 2,21 triliun.
Alokasi PMN diklaim telah turut mendorong rasio elektrifikasi (RE) PLN yang pada 2021 mencapai 97,26 persen menjadi 97.49 persen hingga Oktober 2022. Angka tersebut diharapkan terus meningkat menjadi 97,53 persen pada Desember 2022 dan 97,81 persen pada 2023.