REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Terdapat beberapa istilah yang digunakan untuk menggambarkan tentang bencana, malapetaka, atau musibah dalam Alquran.
Pakar tafsir Alquran, Dr Muchlis Hanafi, menjelaskan, pertama, yang paling populer ada istilah musibah. Allah SWT berfirman:
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
"(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan 'inna lillaahi wa inna ilaihi raji'un' (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)." (QS al-Baqarah ayat 156).
Kedua, ada istilah bala atau ibtilaa. Ketiga, ada istilah fitnah yang berarti ujian. Keempat, azab. Masing-masing kata ini punya penekanan dan makna tersendiri. Musibah itu pada dasarnya adalah sesuatu yang menimpa sehingga bisa berarti baik dan juga bisa berarti buruk.
Namun, dalam Alquran, kata 'musibah' konotasinya lebih kepada sesuatu yang menyakitkan, yang menimbulkan bahaya bagi manusia dan lingkungan.
Karakter musibah, yaitu terjadi atas kehendak dan atas izin Allah SWT. Sedangkan bala, ada yang berbentuk kebaikan dan keburukan. Bala dalam bahasa Indonesia, makna konotasinya adalah malapetaka, atau sesuatu yang tidak menyenangkan.
Namun, di dalam Alquran, makna bala bisa dalam bentuk kebaikan dan keburukan, sebagaimana firman Allah SWT:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami." (QS al-Anbiya ayat 35).
"Misalnya Nabi Sulaiman, yang ketika di beri berbagai macam nikmat, maka itu menjadi ujian baginya apakah akan menjadi orang yang bersyukur atau kufur atas nikmat tersebut," kata pria yang menyelesaikan S-1 sampai S-3 di Universitas al-Azhar Kairo itu.
Sedangkan fitnah, akar katanya ialah fatana atau fatina. Fitnah memiliki arti menempa sesuatu agar tampak aslinya. Misalnya, emas ditempa dengan api supaya kelihatan kadar yang sesungguhnya. Karena itu, fitnah adalah sesuatu yang terjadi untuk mengungkap hakikat sesuatu atau keadaan seseorang.
Dengan fitnah, seseorang akan dilihat apa kah dia akan menjadi orang baik atau tidak. "Kalau azab, lebih kepada siksaan buat orang-orang yang melakukan kesalahan dan kufur. Dan ini ada yang bersifat duniawi, ada yang bersifat ukhrawi," ujarnya.
Muchlis berpandangan, apa yang dialami oleh masyarakat Cianjur dan sekitarnya akibat bencana alam saat ini adalah musibah. Itu sesuatu yang dikehendaki oleh Allah SWT untuk menguji kualitas keimanan seseorang.
Di antara hikmah musibah, pertama adalah untuk mengampuni segala dosa. Kedua, untuk meng angkat derajat seseorang.
Musibah sekecil apa pun, sekalipun hanya tertusuk duri, bisa mengampuni dosa dan mengangkat derajat seorang hamba.