REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Badan Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengatakan, sekitar 110 ribu anak-anak dan remaja berusia nol hingga 19 tahun meninggal karena penyebab terkait AIDS pada tahun lalu. UNICEF merilis potret global terbaru tentang anak-anak dan HIV/AIDS menjelang Hari AIDS Sedunia pada 1 Desember.
Menurut laporan yang dikutip dari Anadolu Agency, 310 ribu lainnya baru terinfeksi, sehingga jumlah total anak muda yang hidup dengan HIV menjadi 2,7 juta. Kemajuan dalam pencegahan dan pengobatan HIV untuk anak-anak, remaja, dan ibu hamil hampir tidak berubah selama tiga tahun terakhir.
"Meskipun anak-anak telah lama tertinggal dari orang dewasa dalam menanggapi AIDS, stagnasi yang terlihat dalam tiga tahun terakhir belum pernah terjadi sebelumnya, menempatkan terlalu banyak nyawa muda dalam risiko penyakit dan kematian,” kata Kepala Asosiasi HIV/AIDS UNICEF Anurita Bains.
“Anak-anak gagal karena kita secara kolektif gagal menemukan dan menguji mereka dan mendapatkan perawatan yang menyelamatkan jiwa mereka. Setiap hari berlalu tanpa kemajuan, lebih dari 300 anak dan remaja kalah melawan AIDS," ujarnya.
UNICEF memperingatkan bahwa jika penyebab ketidaksetaraan ditangani, mengakhiri AIDS pada anak-anak dan remaja akan terus menjadi mimpi yang sulit dicapai. Namun, tren jangka panjang tetap positif dan infeksi HIV baru di antara anak-anak berusia nol hingga 14 tahun turun sebesar 52 persen dari 2010 hingga 2021.
Infeksi baru di antara remaja berusia 15 hingga 19 tahun juga turun sebesar 40 persen. Sementara jumlah total anak yang hidup dengan HIV menurun, menurut UNICEF, kesenjangan pengobatan antara anak dan orang dewasa terus bertambah.