REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegur para kepala daerah karena total dana APBD yang mengendap di bank semakin meningkat pada tahun ini. Jokowi menyebut, hingga saat ini, total dana APBD yang masih mengendap di bank mencapai Rp 278 triliun.
Angka tersebut meningkat jika dibandingkan pada akhir Oktober tahun lalu yang sebesar Rp 226 triliun. Hal ini disampaikan Jokowi dalam sambutannya di peresmian pembukaan rapat koordinasi nasional investasi tahun 2022, Rabu (30/11).
“Pagi tadi saya tanya ke Bu Menkeu, ada berapa uang kabupaten kota dan provinsi yang ada di bank, yang belum dipakai. Biasanya tahun lalu biasanya di bulan-bulan seperti ini paling Rp 210 (T), Rp 220 (T). Pagi tadi, kita cek uang yang ada di bank masih Rp 278 triliun,” ujar Jokowi.
Karena itu, Jokowi pun meminta, agar seluruh kepala daerah segera merealisasikan dan membelanjakan anggaran yang ada. Sehingga pertumbuhan ekonomi di daerah bisa semakin meningkat.
“Ini kalau cepet direalisasikan cepet dibelanjakan ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di daerah, hati-hati,” tambah dia.
Ia mengatakan, pemerintah tengah berupaya keras untuk menarik investor ke dalam negeri sehingga arus modal yang masuk pun semakin meningkat. Namun jika anggaran yang sudah ada justru tidak digunakan secara maksimal, maka tidak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi baik di daerah maupun nasional.
“Kita ini cari investasi agar dapat arus modal masuk, yang sudah ada di kantong ga dipakai. Ya percuma. Rp 278 T itu gede banget itu, besar sekali,” ujar Jokowi.
Jokowi pun mengatakan telah menginstruksikan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian untuk mengecek penyebab masih banyaknya anggaran yang tak terealisasi. Ia berharap, dana APBD yang mengendap ini dapat segera dibelanjakan di tengah situasi yang semakin sulit saat ini.
“Memang realisasi biasanya di akhir tahun, di Desember, tapi ini ndak, kita bandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, ini sudah melompat tinggi sekali. Ini cost of money kaya gini. Biaya uang itu gede banget, kalau caranya kita ga ngerti bahwa ini ada biayanya,” ujar dia.
Selain itu, Jokowi juga menyampaikan, realisasi belanja nasional saat ini sudah mencapai 76 persen. Sementara realisasi belanja daerah masih rendah, yakni baru mencapai 62 persen.
“Besok sudah Desember. Hati-hati. Artinya kita pontang panting cari arus modal masuk, cari capital inflow lewat investasi, tetapi uang yang ada di kantong sendiri tidak diinvestasikan. Ini hati-hati, ini keliru besar, keliru besar,” tegas Jokowi.