Rabu 30 Nov 2022 21:32 WIB

Bom Meledak Ketika Sholat Dzuhur di Pesantren Afghanistan Tewaskan 15 Jiwa

Bom meledak ketika ratusan pelajar sedang melaksanakan sholat Dzuhur.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Muhammad Hafil
Asap mengepul di langit setelah ledakan bom di Kabul, Afghanistan, pada Sabtu, 13 November 2021. Pekerja darurat mengatakan sebuah bom meledak di sebuah minibus di jalan komersial yang sibuk di lingkungan Kabul yang sebagian besar dihuni oleh anggota Afghanistan. komunitas minoritas Hazara.
Foto: AP/AP
Asap mengepul di langit setelah ledakan bom di Kabul, Afghanistan, pada Sabtu, 13 November 2021. Pekerja darurat mengatakan sebuah bom meledak di sebuah minibus di jalan komersial yang sibuk di lingkungan Kabul yang sebagian besar dihuni oleh anggota Afghanistan. komunitas minoritas Hazara.

REPUBLIKA.CO.ID,KABUL - Sekurangnya 15 orang tewas dalam ledakan bom di sebuah pesantren di kota Aybak, provinsi Samangan, Afghanistan utara pada Rabu (30/11/2022). Sementara 27 orang lainnya mengalami luka dalam ledakan tersebut. 

Bom meledak ketika ratusan orang termasuk para pelajar sedang melaksanakan salat Zuhur berjamaah. Menurut rumah sakit setempat, 27 orang yang terluka sedang dalam perawatan.

Baca Juga

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Abdul Nafi Takor juga mengkonfirmasi ledakan tersebut. Ia mengatakan insiden terjadi di Madrasah Al-Jihad di kota Aibak, ibu kota provinsi Samangan.

"Sekitar 10 mahasiswa tewas dan sejumlah lainnya luka-luka. Pasukan keamanan kami telah tiba di tempat,” katanya dalam pernyataan awal dikutip laman Anadolu Agency, Rabu.

Kendati begitu jumlah korban tewas masih belum pasti, dan dua pejabat provinsi mengatakan kepada BBC bahwa 17 orang tewas dalam ledakan tersebut. Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

"Semuanya adalah anak-anak dan orang biasa," kata seorang dokter seperti dikutip laman BBC, Rabu.

Aybak adalah kota bersejarah yang terkenal sebagai pusat perdagangan dan pusat umat Buddha pada abad ke-4 dan ke-5. Kota terletak sekitar 200 km utara ibu kota Kabul.

 Afghanistan telah diguncang oleh puluhan ledakan sejak Taliban merebut kekuasaan tahun lalu, sebagian besar diklaim oleh cabang lokal dari kelompok Negara Islam, yang dikenal sebagai Negara Islam - Provinsi Khorasan (ISIS-K).

Kelompok itu adalah kelompok militan paling ekstrem di Afghanistan dan menargetkan agama minoritas seperti Hazara yang dijanjikan akan dilindungi oleh Taliban. Namun, Human Rights Watch baru-baru ini mengamati bahwa otoritas Taliban tidak berbuat banyak untuk melindungi komunitas ini dari bom bunuh diri dan serangan melanggar hukum lainnya.

Pada September, setidaknya 54 orang termasuk 51 gadis dan wanita muda tewas setelah seorang pembom bunuh diri meledakkan bom di ibu kota Kabul. Penyerang telah menargetkan aula tempat ratusan siswa sedang mengikuti ujian masuk universitas. Para pemimpin Taliban kemudian menyalahkan ISIS-K atas serangan itu, meskipun kelompok itu sendiri tidak bertanggung jawab.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement