REPUBLIKA.CO.ID, AUCKLAND -- Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin melakukan kunjungan kenegaraan ke Selandia Baru untuk pertama kalinya sejak menjabat pada 2019. Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menjamu Marin di Auckland pada Rabu (30/11/2022) dan menggelar konferensi pers bersama.
Dalam pernyataan bersama, kedua perdana menteri mengatakan, mereka membahas kedaulatan Ukraina, krisis iklim, serta keprihatinan mereka terhadap perempuan dan anak perempuan di Iran. Namun kedua pemimpin wanita itu terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan dari seorang reporter stasiun radio Selandia Baru, Newstalk ZB yang bernada seksis. Reporter Newstalk ZB bertanya kepada kedua perdana menteri itu apakah pertemuan mereka didasari atas kesamaan gender dan usia mereka yang sebaya.
“Banyak orang akan bertanya-tanya, apakah Anda berdua bertemu hanya karena Anda seumuran dan memiliki banyak kesamaan atau dapatkah Kiwi (sebutan untuk orang Selandia Baru) benar-benar berharap dapat melihat lebih banyak kesepakatan antara kedua negara kita di kemudian hari?," ujar reporter dari Newstalk ZB bertanya kepada kedua pemimpin, dilaporkan Bloomberg, Kamis (1/12/2022).
Perwakilan Newstalk ZB tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai pertanyaan tersebut. Potongan video tanya jawab itu dibagikan di Twitter dan telah dilihat lebih dari 1,5 juta kali.
"Pertanyaan pertama saya adalah, 'Saya bertanya-tanya apakah ada orang yang pernah bertanya kepada Barack Obama dan John Key, apakah mereka bertemu karena mereka seumuran. Kami tentu saja, memiliki proporsi laki-laki yang lebih tinggi dalam politik, itu kenyataan. Karena dua wanita bertemu, itu bukan hanya karena berdasarkan kesamaan jenis kelamin mereka," ujar Ardern.
Menurut UN Women, sebanyak 13 negara di dunia dipimpin oleh perempuan. Selandia Baru dipimpin oleh perempuan pertama kali pada 1997. Sementara presiden perempuan Finlandia menjabat pada tahun 2000.
“Kami bertemu karena kami adalah perdana menteri. Kami memiliki banyak kesamaan, tetapi juga banyak hal di mana kami dapat melakukannya bersama-sama," ujar Marin.
Ardern (42 tahun) dan Marin (37 tahun) menyoroti kemitraan dan potensi antara kedua negara sebagai alasan utama pertemuan mereka. Marin menggambarkan minat khusus dalam mendiversifikasi sumber daya teknologi Finlandia. Sementara Ardern mengatakan, ada potensi besar dalam ekspor masing-masing negara. Ardern berharap pertemuan itu akan membantu kedua negara memanfaatkan peluang ekonomi.
“Sedikit yang diketahui tentang kedalaman hubungan itu atau potensinya. Tapi itu tugas kita untuk memajukannya, terlepas dari jenis kelamin kita," ujar Ardern.