Jumat 02 Dec 2022 19:04 WIB

ICMI Dorong Transformasi Literasi Ekonomi Syariah

Ekonomi syariah mengajarkan keadilan dan kemerataan.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Muhammad Hafil
ICMI Dorong Transformasi Literasi Ekonomi Syariah. Foto:  Logo ICMI
Foto: tangkapan layar google image
ICMI Dorong Transformasi Literasi Ekonomi Syariah. Foto: Logo ICMI

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) berkomitmen membangun konstruksi pola pikir baru terkait ekonomi syariah di masyarakat Indonesia. Ketua Umum ICMI, Arif Satria mengatakan ekonomi syariah perlu transformasi literasi agar semakin diterima masyarakat.

"Kita perlu gerakan untuk membangun ekonomi islam dalam konstruksi teori, jadi bisa jadi satu cara berpikir baru, menjadikan ini paradigma yang kita ajarkan pada anak-anak di sekolah, mahasiswa, semua cendekiawan," katanya dalam Konvensi Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah di Wisma Mandiri, Jakarta, Jumat (2/12/2022).

Baca Juga

Pola pikir dan cara memandang ekonomi syariah perlu disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi sehingga lebih relevan. Arief mengatakan, gejolak ekonomi yang terjadi saat ini menjadi peluang untuk lebih menggaungkan ekonomi syariah.

Inflasi, resesi, hingga stagflasi menjadi ancaman global, termasuk di Indonesia. Krisis pasokan terjadi di semua lini. Ternyata tidak hanya di sektor pangan dan energi, tapi juga sektor ekonomi hijau dan teknologi.

Arief mencontohkan, ancaman yang cukup krusial terjadi karena bahan baku untuk membuat chip komputer, hingga mobil listrik mengalami kelangkaan. Harganya yang tinggi dapat mengancam pengembangan ekonomi digital dan hijau secara global.

Arief menilai gejolak ekonomi saat ini terjadi karena ketidaksempurnaan sistem ekonomi. Sistem ekonomi rasional tidak serta merta membawa kemerataan ekonomi, keadilan, malah meningkatkan ketidaksetaraan.

"Perkembangan ekonomi rasional terbukti punya lubang-lubang yang membahayakan kita," katanya.  

Menurut Arief, perkembangan ini telah semakin masif disadari sehingga tren ekonomi moral, etis, dan give economy semakin populer. Dalam ekonomi rasional, memberi artinya mengeluarkan cost namun dalam give economy memberi berarti investasi.

Ekonomi syariah mengajarkan hal tersebut sebagai dasar dari kemandirian ekonomi, keadilan, dan kemerataan. Arief mengatakan, ini adalah paradigma yang harus ditanamkan sedari dini, bahwa keadilan ekonomi lebih utama dan menggerakan sisi sosial kapital.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement