Sabtu 03 Dec 2022 12:59 WIB

WHO: 90 Persen Populasi Dunia Sudah Memiliki Resistensi Covid-19

Namun, warga dunia tetap diimbau untuk waspada terhadap varian baru Covid-19.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nora Azizah
Warga memadati wilayah pusat perbelanjaan yang berhiaskan dekorasi bendera China.
Foto: EPA-EFE/MARK R CRISTINO
Warga memadati wilayah pusat perbelanjaan yang berhiaskan dekorasi bendera China.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 90 persen populasi dunia kini memiliki resistensi terhadap Covid-19. Namun, badan kesehatan PBB tersebut memperingatkan bahwa varian baru yang masih dapat muncul.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, kesenjangan dalam kewaspadaan membuat pintu terbuka untuk munculnya varian virus baru. Virus varian baru dari Covid-19 bisa saja mengambil alih Omikron yang dominan secara global.

Baca Juga

"WHO memperkirakan bahwa setidaknya 90 persen populasi dunia sekarang memiliki tingkat kekebalan tertentu terhadap Sars-CoV-2, karena infeksi atau vaksinasi sebelumnya," kata Tedros merujuk pada virus penyebab penyakit Covid-19, dikutip laman The Guardian, Sabtu (3/12/2022).

"Kami semakin dekat untuk dapat mengatakan bahwa fase darurat pandemi telah berakhir – tetapi kami belum sampai di sana," ujarnya menambahkan.

"Kesenjangan dalam pengawasan, pengujian, pengurutan, dan vaksinasi terus menciptakan kondisi yang sempurna untuk munculnya varian baru yang dapat menyebabkan kematian yang signifikan," lanjutnya.

Akhir pekan lalu menandai satu tahun sejak organisasi mengumumkan Omikron sebagai varian baru yang menjadi perhatian dalam pandemi Covid-19. Sejak itu, Omikron menyebar ke seluruh dunia, terbukti secara signifikan lebih menular daripada pendahulunya, Delta.

Pekan lalu, studi dunia nyata terbaru tentang penguat Covid yang diperbarui menunjukkan bahwa vaksin baru oleh Pfizer/BioNTech dan Moderna cenderung memberikan perlindungan yang lebih baik dibandingkan dengan suntikan aslinya. Studi terhadap lebih dari 360 ribu orang menunjukkan bahwa dosis penguat menawarkan peningkatan perlindungan terhadap varian baru pada orang yang sebelumnya telah menerima hingga empat dosis vaksin lama.

Sejak diperkenalkan ke Amerika Serikat (AS) pada September, penguat vaksin, yang mengandung strain virus corona asli dan Omicron BA.4/5, memberikan manfaat yang lebih besar bagi orang dewasa muda berusia 18-49 tahun dibandingkan kelompok usia yang lebih tua. Tedros mengatakan, kini ada lebih dari 500 sub-garis keturunan Omikron yang sangat menular yang beredar. Semuanya dapat mengatasi kekebalan yang terbentuk dengan lebih mudah, bahkan jika mereka cenderung tidak separah varian sebelumnya.

Di seluruh dunia, 6,6 juta kematian akibat Covid telah dilaporkan ke WHO, dari hampir 640 juta kasus yang terdaftar. Namun badan kesehatan PBB mengatakan ini akan menjadi jumlah yang sangat kecil dan tidak mencerminkan jumlah sebenarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement