REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Lepasnya Yajuj dan Majuj merupakan satu dari sepuluh tanda besar kiamat yang dise butkan Nabi Muhammad SAW.
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ أَسِيدٍ الْغِفَارِيِّ قَالَ اطَّلَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ فَقَالَ مَا تَذَاكَرُونَ قَالُوا نَذْكُرُ السَّاعَةَ قَالَ إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَأَجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنْ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ Artinya, “Dari Hudzaifah bin Asid Al Ghifari berkata, Rasulullah SAW menghampiri kami saat kami tengah membicarakan sesuatu. Ia bertanya, ‘Apa yang kalian bicarakan?’ Kami menjawab, ‘Kami membicarakan kiamat.’ Ia bersabda, ‘Kiamat tidaklah terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda-tanda sebelumnya.’ Rasulullah menyebut kabut, Dajjal, binatang (ad-dābbah), terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam AS, Yajuj dan Majuj, tiga gerhana; gerhana di timur, gerhana di barat dan gerhana di jazirah Arab dan yang terakhir adalah api muncul dari Yaman menggiring manusia menuju tempat perkumpulan mereka.” (HR Muslim)
Suatu malam, Khalifah al Watsiq Billah bermimpi yaitu tembok yang pernah dibangun Dzulqarnain telah terbuka. Itu berarti, kaum yang ribuan tahun berada di baliknya, yaitu Yajuj dan Majuj, telah berkeliaran di alam bebas. Lepasnya Yajuj dan Majuj atau Gog and Magog, merupakan malapetaka besar yang berkaitan dengan akhir zaman.
Bahkan, isyarat tentang telah terjadinya sesuatu pada tembok yang dibangun Dzulqarnain, telah disampaikan Nabi, dua abad sebelumnya. Sebuah riwayat melalui Ummu Habibah dari Zainab binti Jahsy (istri Nabi) menyebutkan, pada suatu malam Nabi SAW keluar rumah lalu bersabda:
وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدِ اقْتَرَبَ، فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ مِثْلُ هَذِهِ وَحَلَّقَ بإِصْبَعِهِ اْلإِبْهَامَ والَّتِي تَلِيْهَا
“Sungguh celaka orang Arab, akibat suatu bencana yang telah dekat datangnya. Hari ini terbuka tembok/dinding Yajuj dan Majuj sebesar ini (sambil meletakkan ujung jari telun juk beliau ke ujung ibu jari).” (HR Bukhari dan Muslim).
Perihal mimpi khalifah al Watsiq tentang telah lepasnya Yajuj dan Majuj itu tertulis dalam sebuah manuskrip Arab, catatan Ibnu Khurradadhbih, dengan redaksi sebagai berikut:
“Sallam al Tardjuman memberitahu saya [Ibnu Khurradadhbih]: ‘ketika al Watsiq Billah melihat dalam mimpinya bahwa tembok yang dibangun Dzulqarnain untuk memisahkan kita dengan Ya’juj dan Ma’juj telah terbuka, dia mencari seseorang yang bisa dia kirim ke tempat itu [di mana tembok berdiri] untuk mencari informasi tentang itu.”
Baca juga: Pernah Benci Islam hingga Pukul Seorang Muslim, Mualaf Eduardo Akhirnya Bersyahadat
Sallam al Tardjuman adalah orang yang diutus Khalifah al Watsiq, khalifah kesembilan Dinasti Abbasiyah, yang memerintah Baghdad pada 842–847 M, untuk mencari tembok Dzulqarnain.
Ada pun Ibnu Khurradadhbih adalah salah seorang yang mencatat kata-kata yang didiktekan Sallam, yang berisi catatan perjalanan, perintah khalifah, dan laporan Sallam kepada Khalifah.
Catatan Ibnu Khurradadhbih tersebut dibukukan dengan judul Kitab al-Masalik w’al Mamalik yang diterjemahkan ke bahasa Inggris dengan judul Book of Routes and Kingdom).
Dalam Gog and Magog in Early Syriac and Islamic Sources; Sallam Quest for Alexander’s Wall, Emeri van Donzel dan Andrea Schmidt, menulis umumnya orang mengira Sallam sebagai orang Arab. Tapi, Donzel dan Schmidt mengatakan tidak tertutup kemungkinan Sallam adalah seorang Khazaria.