Sabtu 08 Feb 2025 18:42 WIB

Apa yang Dimaksud dengan Fitnah Dajjal? Ini Penjelasannya

Fitnah Dajjal begitu besar di dunia.

Ilustrasi Dajjal
Foto: Republika/Daan Yahya
Ilustrasi Dajjal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Lilik Agus Saputra dalam buku Fitnah Dajjal dan Ya’juj Ma’juj, Nabi Muhammad SAW menyebut fitnah Dajjal sebagai ujian terbesar bagi kehidupan orang beriman. Salah satu tanda kiamat besar itu bukanlah hal yang abstrak, semisal hawa nafsu. Ia termasuk keturunan Nabi Adam AS sehingga adalah seorang manusia.

Namun, Allah menakdirkan bahwa Dajjal memiliki kekuatan yang di atas rata-rata umumnya manusia. Dengan itu, makhluk ini mengaburkan keimanan kaum Muslimin.

Baca Juga

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada ujian di muka bumi sejak Allah ciptakan Adam yang lebih besar melebihi fitnah Dajjal. Dan sungguh, setiap Allah mengutus seorang nabi, pasti dia akan mengingat umatnya akan bahaya Dajjal" (HR Ibnu Majjah).

Letak bahayanya Dajjal bukan terutama karena ia akan membantai umat Islam. Justru, makhluk ini akan membiarkan mereka hidup. Selanjutnya, ia dengan sangat kuat akan memperdaya mereka agar meninggalkan iman dan Islam.

Ada beberapa hadis yang menyatakan bahwa Dajjal lebih fokus menyesatkan kaum Muslimin daripada membunuh mereka. Di antaranya adalah sebagai berikut.

Pertama, Dajjal menyebarkan pemikiran yang menyimpang. Otak manusia dibuat kalang kabut untuk mempercayai kekuatannya.

Rasulullah SAW bersabda, "Jika saat Dajjal muncul dan aku (Nabi SAW) masih bersama kalian, maka akulah yang akan melindungi kalian darinya. Allah SWT adalah pelindungku dan setiap Muslim" (HR Ahmad dan Muslim).

Jelang kedatangan Dajjal, dunia dilanda kemarau panjang yang menyebabkan paceklik hebat. Banyak orang kelimpungan menahan haus dan lapar.

Makanan manusia yang beriman saat itu adalah apa-apa yang dilakukan oleh para malaikat, yakni membaca tasbih, tahlil, dan istighfar. Adapun orang kafir dan mereka yang imannya rendah akan meminta kepada Dajjal. Karena itu, Rasulullah SAW menyebut, fitnah Dajjal sebagai ujian terbesar bagi kehidupan orang yang beriman.

Kedua, Dajjal melarang pengikutnya untuk membunuh siapapun tanpa seizinnya.

Dajjal memperingatkan kepada pengikutnya untuk tidak gegabah membunuh. Sebab, yang punya "hak" membunuh adalah Dajjal sendiri. Pengikutnya hanya menjalankan perintah dari dirinya.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Said al-Khudri, Rasulullah SAW diketahui bersabda, "Dajjal keluar, lalu datanglah seorang Mukmin untuk menemui Dajjal. Namun,dia tertangkap oleh para penjaga kediaman Dajjal."

Penjaga tersebut menanyakan kepada si Mukmin, "Kamu mau ke mana?"

Kemudian dia menimpali, "Aku mau menemui makhluk yang sudah keluar itu (Dajjal)."

"Apakah kamu belum beriman kepada tuhan kami?" tanya penjaga itu kepada orang Mukmin.

"Tuhan kami tidaklah samar," jawab si Mukmin.

Tiba-tiba dari sudut yang jauh ada yang mengungkapkan, "Bunuh saja dia!"

Sebagian menghalangi, "Bukankah tuhan kita (Dajjal) melarang kalian untuk membunuh siapapun tanpa seizinnya?"

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement