Selasa 06 Dec 2022 14:15 WIB

Harga Telur di Surabaya Tembus Rp 31 Ribu

Jelang natal dan tahun baru 2023 harga telur ayam ras di Kota Surabaya terus naik.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
Pedagang menata telur ayam di lapaknya di Pasar. ilustrasi
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pedagang menata telur ayam di lapaknya di Pasar. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menjelang perayaan natal dan tahun baru 2023 harga telur ayam ras di Kota Surabaya terus mengalami kenaikkan. Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur, harga telur ayam ras di Kota Surabaya menembus Rp 31 ribu per kilogram. Padahal harga normalnya berada di kisaran Rp 24 ribu hingga Rp 26 ribu per kilogram.

Harga telur ayam ras di Pasar Tambahrejo di harga Rp 30 ribu per kilogram. Begitupun di Pasar Wonokromo, harga telur ayam ras juga dibanderol Rp 30 ribu per kiligram. Di Pasar Keputran harga tel7r ayam ras juga di harga Rp 30 ribu per kilogram.

 

Di Pasar Genteng harganya Rp 31 ribu per kilogram. Begitupun di Pasar Pucang Anom, harga telur di harga Rp 31 ribu per kilogram. 

 

Salah seorang pedagang di Pasar Wonokromo, Herni Wijaya (41) pun membenarkan adanya kenaikkan harga telur. Kenaikkan harga telur ayam ras diakuiny telah berlangsung lebih dari sepekan. Ia pun berharap pemerintah selaku pemangku kebijakan bisa mengatasi masalah tingginya harga telur tersebut agar bisa kembali normal.

 

"Ya mudah-mudahan harganya bisa kembali normal biar pembeli enak pedagang juga enak," ujarnya kepada Republika, Selasa (6/12/2022).

 

Ketua Asosiasi Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Rofi Yasifun mengungkapkan, sebenarnya harga telur di tingkat peternak berada di harga Rp 26.500 per kilogram. Untuk bisa sampai Surabaya, biasanya asosiasi menerapkan margin Rp 1.000 per kilogram, atau di harga Rp 27.500. "Nah kalau harga di pasar Rp30 ribu berarti naiknya kok luar biasa," ujarnya.

 

Meski demikian Rofi memprediksi, harga tersebut tidak akan meningkat lagi saat natal dan tahun baru 2023. Pasalnya harga saat ini sudah berada di harga batas tertinggi. Untuk permintaan juga dipastikannya tidak akan meningkat, bahkan justru melandai.

 

"Karena banyak sekali agen-agen yang sudah terlanjur beli stok telur banyak karena khawatir harganya naik," kata Rofi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement