Selasa 06 Dec 2022 22:56 WIB

Ambon Siapkan Layanan Pencegahan Konflik SARA

Si Petani Pelik dan Si Marinyo ini diharapkan pada waktunya akan dapat menjadi solus.

Aplikasi yang disiapkan untuk layanan pencegahan konflik.
Foto: Istimewa
Aplikasi yang disiapkan untuk layanan pencegahan konflik.

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian (Diskominfosandi) Kota Ambon, Maluku didukung Universitas Katolik Soegijapranata Semarang menyiapkan layanan pencegahan konflik melalui aplikasi Si Marinyo (Sistem Manajemen Data dan Informasi Terintegrasi dan Mengayomi).

"Aplikasi Si Marinyo merupakan aplikasi yang mampu menganalisis baik itu media sosial dan yang nantinya akan terbentuk di seluruh desa/negeri dan kelurahan, didukung Sistem Peringatan dan Tanggap Dini Pencegahan Konflik Berbasis Budaya dan Kearifan Lokal Melalui Media Komunikasi (Si Petani Pelik)," kata Penjabat Wali Kota AmbonBodewin Wattimenadi Ambon, Selasa (6/12/2022). 

Baca Juga

Ia mengatakan layanan tersebut upaya merawat kebersamaan hidup warga di Kota Ambon, di mana pengalaman pahit daerah setempat terkait dengan konflik bernuansa SARA pada masa lalu menjadi pelajaran berharga agar tidak terulang kembali.

"Karena itu berbagai upaya kita lakukan, sistem pencegahan dini salah satunya dengan memberikan ruang yang cukup kepada masyarakat untuk berkomunikasi dengan pemerintah. Karena komunikasi merupakan salah satu strategi kita untuk meminimalisir potensi konflik,? katanya.

 

Pihaknya berharap, aplikasi Si Marinyo dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat bagi masyarakat kota ini, guna meminimalisasi potensi konflik yang dipicu lantaran kurang adanya komunikasi yang baik antarmasyarakat dengan pemerintah dan antara masyarakat dengan masyarakat.

"Si Petani Pelik dan Si Marinyo ini diharapkan pada waktunya akan dapat menjadi solusi bagi kita untuk meminimalisir potensi konflik di Kota Ambon yang menurut kami berpotensi karena tercipta segregasi dalam kehidupan masyarakat di Kota Ambon," ujarnya.

Kadis Kominfo dan Persandian Kota AmbonJoy Adriaansz menyatakan aplikasi tersebut didesain untuk melakukan integrasi dari langkah-langkah yang sudah dilaksanakan dan tahun depan mulai bentuk kelompok informasi masyarakat di desa atau negeri.

"Dengan menggunakan analitik intelegensiSi Marinyo ini akan mendeteksi semua berita secara online, dengan menggunakan mesin dengan kita juga bisa melihat seluruh postingan(unggahan) pada media sosial yang terindikasi dapat menimbulkan konflik," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement