Rabu 07 Dec 2022 11:29 WIB

AS dan Australia Ajak Jepang Latihan Militer Gabungan

Latihan militer gabungan bertujuan untuk menahan pengaruh China di kawasan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi latihan militer. Amerika Serikat (AS) dan Australia mengatakan akan mengundang Jepang untuk berpartisipasi dalam latihan militer gabungan di Australia.
Foto: ANTARA/Teguh Prihatna
Ilustrasi latihan militer. Amerika Serikat (AS) dan Australia mengatakan akan mengundang Jepang untuk berpartisipasi dalam latihan militer gabungan di Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) dan Australia mengatakan akan mengundang Jepang untuk berpartisipasi dalam latihan militer gabungan di Australia. Bagian dari upaya AS untuk menahan pengaruh China di kawasan.

Dikutip dari Radio Free Asia, Rabu (7/12/2022) Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menggelar konsultasi tahunan di Washington dengan Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong dan Menteri Pertahanan Australia Richard Marles.

Baca Juga

Dalam konferensi pers, Austin mengatakan mereka telah sepakat untuk meningkatkan rotasi pengerahan pesawat tempur dan bomber Angkatan Udara, kapal dan pasukan Angkatan Laut AS di Australia. Komitmen yang juga dicapai pertemuan antara menteri AS-Australia tahun lalu.

Dua negara juga ingin meningkatkan integrasi industri pertahanan mereka. "Aksi koersif dan berbahaya China di seluruh Indo-Pasifik, termasuk sekitar Taiwan, ke arah negara-negara kepulauan Pasifik dan Laut China Selatan dan Timur, mengencam perdamaian dan stabilitas kawasan," kata Austin.

Wong dan Marles akan berkunjung ke Jepang pada pekan ini. Marles mengatakan dapat mengundang Jepang dalam kerja sama pertahanan tiga arah di wilayah Australia merupakan "hasil bagus" dari pertemuan AS-Australia.

Pada bulan Oktober lalu Jepang dan Australia sepakat memperdalam hubungan keamanan. Sehingga pasukan Bela Diri Jepang dapat berlatih di Australia dan kedua negara dapat lebih banyak berbagi data intelijen. Keduanya memiliki kepentingan menahan pengaruh China di kawasan.

China mengklaim seluruh perairan Laut China Selatan, rute pelayaran sibuk dan kerap melanggar zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan. Naiknya anggaran pertahanan China juga meningkatkan ketegangan di Asia Timur beberapa tahun terakhir.  

Baru-baru ini Beijing memperkuat pengaruhnya pada negara kepulauan kecil di Pasifik. AS dan Australia khawatir.

"Kami menyadari letak Australia dan kapan kemampuannya mulai berkurang dan tentu kami akan mengatasi semua itu semua di jalur yang telah kami buat, kami tidak akan membiarkan Australia memiliki kesenjangan kemampuan," kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement