Rabu 07 Dec 2022 22:09 WIB

Seberapa Sering Harus Mengganti Bantal?

Sejumlah bakteri dan kuman bisa bersembunyi di bantal yang dipakai sehari-hari.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Sejumlah bakteri dan kuman bisa bersembunyi di bantal yang dipakai sehari-hari.
Foto: Pikrepo
Sejumlah bakteri dan kuman bisa bersembunyi di bantal yang dipakai sehari-hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bantal termasuk salah satu pelengkap yang mendukung tidur malam yang nyenyak. Meletakkan kepala di atas bantal yang nyaman membuat istirahat terasa sempurna. Jika sudah menemukan bantal yang cocok, seseorang juga cukup sulit melepaskannya.

Namun, seiring waktu, kenyamanan dari bantal yang dipakai tak dimungkiri akan mulai menurun. Lebih buruk lagi, sejumlah bakteri dan kuman menjijikkan bisa tersembunyi di bantal yang digunakan sehari-hari. Jadi, seberapa sering bantal sebaiknya diganti?

Baca Juga

Menurut para ahli, jawabannya tergantung pada jenis bantal yang digunakan. Secara umum, para pakar dari Sleep Foundation merekomendasikan bantal yang ada di tempat tidur perlu diganti setiap satu atau dua tahun. Jenis bantal tertentu dapat bertahan lebih lama dari yang lain.

Misalnya, bantal yang terbuat dari poliester biasanya tidak tahan lama seperti bantal yang terbuat dari lateks. Bantal poliester bisa tetap terasa nyaman dipakai selama sekitar satu tahun, sedangkan bantal lateks dapat bertahan hingga dua tahun atau lebih.

US News & World Report menyampaikan, bantal busa bisa bertahan lebih lama dari bantal poliester. Untuk mengetahui kondisi bantal yang perlu diganti, apa pun bahannya, dianjurkan mencari beberapa tanda, seperti bentuk yang berubah atau isi yang menjadi menggumpal.

Bantal bau dan yang memiliki noda mengganggu juga harus diganti dengan yang baru. Bahkan, jika kondisi bantal masih tampak cukup baik, masih ada potensi alergen yang bersembunyi. Jika pengguna lebih sering terbangun dengan kondisi alergi, sudah saatnya mengganti bantal.  

Alergen dapat berasal dari bulu hewan peliharaan atau serbuk sari dan jamur yang  menumpuk. Terutama, jika seseorang punya kebiasaan tidur dengan jendela terbuka. Pemicu lainnya bisa juga berasal dari tungau debu yang sering ditemukan di kamar tidur.

Menurut Asthma and Allergy Foundation of America, setelah beberapa tahun digunakan, sebanyak 10 persen berat bantal terdiri dari debu, kotoran tungau, dan bangkai. Semuanya terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang, tapi cukup sebagai alasan untuk membuang bantal lama dan beralih ke yang baru, dikutip dari laman House Digest, Rabu (7/12/2022).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement