REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Harga telur ayam di pasar-pasar yang ada di Kota Tasikmalaya masih terpantau tinggi. Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Cikurubuk pada Rabu (7/12/2022) siang, harga telur rata-rata Rp 31 ribu per kilogram.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Tasikmalaya, Heru Susanto, menilai, tingginya harga telur saat ini merupakan hal yang wajar. Pasalnya, saat ini sudah mulai memasuki momen akhir tahun, di mana harga kebutuhan pokok biasanya memgalami kenaikan."Apalagi Kota Tasikmalaya bukan merupakan daerah produsen telur," kata dia.
Ia menyebutkan, kebutuhan telur di Kota Tasikmalaya masih mengandalkan pasokan dari daerah lain, khususnya Blitar. Itu dikarenakan produksi telur lokal di Kota Tasikmalaya baru bisa memenuhi sekitar 30 persen dari total kebutuhan."Sisanya masih mengandalkan dari luar daerah," kata dia.
Kendati mengalami kenaikan, Heru mengatakan, stok telur di Kota Tasikmalaya masih dalam kondisi aman. Pihaknya juga akan berupaya untuk memastikan agar stok kebutuhan pokok tetap tersedia hingga akhir tahun.
Ia mengatakan, pihaknya bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tasikmalaya juga berencana melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar dalam waktu dekat. Itu dilakukan salah satunya untuk memastikan tidak terjadi penimbunan kebutuhan pokok. Selain itu, sidak juga dilakukan untuk mencari tahu terjadinya kenaikan harga beberapa komoditas kebutuhan pokok.
"Mudah-mudahan minggu besok kita bisa melakukan sidak pasar," kata dia.
Heru menambahkan, pihaknya juga berencana kembali melakukan operasi pasar murah. Dengan begitu, harga kebutuhan pokok di Kota Tasikmalaya dapat kembali stabil.
"Seperti kemarin, kami sudah laksanakan gelar pangan murah di 10 kecamatan secara estafet. Total tahun ini kami sudah melakukan gelar pangan murah 25 kali," kata dia.
Ia berharap, ke depan ada kepedulian dari para agnia untuk dapat membenatu pelaksanaan operasi pasar murah. Sebab, untuk melaksanakan operasi pasar murah dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya, Aswin Kosotali, mengatakan, tingginya harga telur saat ini merupakan pengaruh dari supply dan demand yang tak seimbang. Mengingat, aktivitas masyarakat saat ini mulai mengalami peningkatan hingga akhir tahun. Peningkatan aktivitas itu juga membuat permintaan telur menjadi lebih tinggi. Sementara suplai telur tidak dapat menutupi itu tingginya permintaan.
Hal itu diperparah dengan dengan produksi telur yang berkurang, lantaran pada periode sebelumnya harga telur jatuh, sehingga membuat peternak mengurangi produksi. "Sementara sekarang permintaan naik. Sekarang petani mulai produksi lagi," kata dia.
Aswin menjelaskan, saat ini pihaknya terus berupaya untuk bisa meningkatkan produksi telur para peternak, khususnya yang berada di wilayah Priangan Timur. Diharapkan, ketika produksi telur telah dapat memenuhi permintaan, harga akan kembali stabil.