Jumat 09 Dec 2022 14:13 WIB

Konsumsi Ikan Masyarakat Garut di Bawah Standar Nasional 

Ada mitos di masyarakat bahwa makan ikan dapat menyebabkan cacingan.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ratna Puspita
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, melepas benih ikan dalam rangkaian acara Gemarikan tingkat Kabupaten Garut Tahun 2022 yang dilaksanakan di Situ Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Kamis (8/12/2022).
Foto: Diskominfo Garut
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, melepas benih ikan dalam rangkaian acara Gemarikan tingkat Kabupaten Garut Tahun 2022 yang dilaksanakan di Situ Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Kamis (8/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengatakan, angka konsumsi ikan di Kabupaten Garut masih berada di bawah rata-rata nasional. Karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut melaksanakan gerakan memasyarakatkan makan ikan atau disingkat Gemarikan tingkat Kabupaten Garut Tahun 2022, Kamis (8/12/2022) kemarin.

Angka konsumsi ikan di Kabupaten Garut saat ini sekitar 38 kilogram per kapita per tahun. Angka itu disebut telah berada di atas rata-rata Provinsi Jawa Barat, yang hanya 37,7 kilogram per kapita per tahun. Namun, angka itu masih berada di bawah rata-rata nasional, yakni 54 kilogram per kapita per tahun. 

Baca Juga

"Artinya masyarakat kita harus terus di-upgrade supaya memakan ikan lebih banyak lagi," kata dia melalui siaran pers, Jumat (9/12/2022).

Ia menilai, saat ini masih banyak beredar mitos tentang makan ikan di masyarakat. Salah satu mitos yang populer adalah makan ikan bisa menyebabkan cacingan hingga takut melihat mata ikan.  

Padahal, protein yang terkandung dalam ikan sangat baik untuk pertumbuhan. Apalagi, salah satu pekerjaan rumah saat ini adalah menurunkan angka stunting, yang masih cukup tinggi.

"Tapi 2024, 2 tahun atau 1 tahun lagi kita harus 14 persen (angka stuntingnya). Artinya seluruh potensi (ikan) harus dimaksimalkan, ikan ini kan sumber protein yang bagus, stunting itu kebanyakan karena kurang protein, jadi pas, stunting dengan gemarikan," kata Helmi.

Karena itu, Helmi mengatakan, gerakan Gemarikan harus terus disosialisasikan kepada masyarakat agar gemar makan ikan. Gerakan Gemarikan dilakukan dengan menebar 20 ribu benih ikan di area objek wisata Situ Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut.

Menurut dia, gerakan yang dilakukan di Situ Cangkuang itu merupakan titik kedua setelah kegiatan serupa dilakukan di Kecamatan Wanaraja. Ia mengatakan, kegiatan itu akan terus dilakukan pada tahun depan.

"Mungkin tahun depan ada tigalah, tiga atau lima titik, karena memang ini harus sosialisasinya masif," kata Helmi.

Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut Sofyan Yani mengatakan, potensi ikan yang ada di Kabupaten Garut sebenarnya mencukupi kebutuhan masyarakat. Ia menyebutkan, Kabupaten Garut memiliki panjang pantai sekitar 83 kilometer, di mana penangkapan setiap tahun 1.448 ton. 

Ditambah, terdapat potensi ikan air tawar melalui budidaya sekitar 20.000 hektare. "Kemudian kita juga punya tambak, kita punya minapolitan di daerah tengah yaitu di Tarogong Kaler yaitu sebagai center class-nya, penyangganya di wilayah sekitarnya, cukup sebenarnya, untuk potensi sumber ikan di Garut," kata Sofyan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement