Sabtu 10 Dec 2022 05:29 WIB

Kelompok Lintas Agama Korsel Berupaya Hilangkan Kesalahpahaman tentang Islam

Kelompok ini mempromosikan dialog dan keharmonisan di antara pemeluk berbagai agama.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Umat Muslim menjalankan ibadahnya di salah satu masjid di Kota Seoul, Korea Selatan. Kelompok Lintas Agama Korsel Berupaya Hilangkan Kesalahpahaman tentang Islam
Foto: EPA
Umat Muslim menjalankan ibadahnya di salah satu masjid di Kota Seoul, Korea Selatan. Kelompok Lintas Agama Korsel Berupaya Hilangkan Kesalahpahaman tentang Islam

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Sebuah kelompok lintas agama di Korea Selatan (Korsel) menyelenggarakan sebuah seminar untuk membantu orang menghilangkan kesalahpahaman tentang Islam. Termasuk tentang hijab atau simbol lain demi menjalin hubungan yang lebih baik di negara tersebut.

Kelompok itu adalah Konferensi Perdamaian Agama Korea (KCRP) yang mengadakan seminar publik tentang dialog antara agama Korea dan Islam bertajuk Islam: Mendekati Koeksistensi Damai dan Masa Depan. Acara itu digelar dari 5-6 Desember di ibu kota Seoul.

Baca Juga

“Ada orang yang salah memahami makna Islam yang sebenarnya di masyarakat Korea. Saya berharap banyak orang yang memahami dan bekerja sama dengan Islam Korea melalui seminar ini,” kata Presiden Asosiasi Muslim Korea Kim Dong-eok dalam pidato sambutannya, dilansir dari UCA News, Jumat (9/12/2022).

KCRP didirikan pada 1965 oleh para pemimpin dari enam kelompok agama, yakni Protestan, Buddha, Konfusianisme, Won-Buddha, Cheondo-gyo, dan Katolik. Mereka mempromosikan dialog dan keharmonisan di antara pemeluk berbagai agama.

Dalam seminar di Masjid Pusat Seoul, Imam Lee Ju-hwa membahas persepsi publik tentang Islam sebagai agama yang represif akibat aktivitas ekstremis.

"Sejak serangan teroris 9/11 pada 2001, citra Islam semakin ditetapkan sebagai salah satu kekerasan, kediktatoran, dan penindasan. Ketika orang meninggalkan prasangka dan menerima perbedaan satu sama lain, koeksistensi berbagai bentuk masyarakat dan agama serta perdamaian sejati dapat terwujud,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement