Ahad 11 Dec 2022 03:07 WIB

Peternak Apresiasi NFA Jaga Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan

Peternak merasakan manfaat orkestrasi stabilisasi pasokan dan harga pangan dari NFA

Peternak (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Peternak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orkestrasi dalam menstabilkan pasokan dan harga pangan yang dilakukan BadanPanganNasional (National Food Agency/NFA) telah dirasakan oleh berbagai pihak. Salah satunya, Koperasi Peternak Unggal Sejahtera Kendal Jawa Tengah yang menilai kehadiran NFA memberikan manfaat.

Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Kendal, Jawa Tengah, Suwardi, mengatakan kehadiran NFA sebagai 'dewapenolong'. Ia mengatakan harga telur fluktuatif, di sisi lain harga pakan terus membubung. Ini antara lain karena pasokan dan harga jagung untuk pakan tidak pasti.

Baca Juga

Tetapi sejak ada NFA, peternak ayam petelur difasilitasi. Ketika harga telur ayam jatuh, NFA memfasilitasi pembelian telur agar peternak tidak merugi. Sebaliknya, ketika harga telur naik tinggi, misal di Jakarta yang sempat di atas Rp30 ribu/kg, peternak memasok telur dengan harga terjangkau. 

"Saat ini, untuk (harga fluktuatif) di telur boleh dibilang sudah selesai," kata Suwardi dalam diskusi daring Alinea Forum bertajuk "Orkestrasi NFA dalam Stabilisasi Pasokan dan Harga".

Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Sukorejo, Kendal, memiliki 1.337 anggota UMKM, jumlah ternak 4 juta lebih dengan produksi harian 212 ton telur. Koperasi membawahi 7 kabupaten dan memiliki peternak 17 juta. 

Fasilitasi juga dirasakan Suwardi dan anggota untuk mendapatkan kepastian pasokan jagung untuk bahan pakan ternak. NFA menghubungkan peternak ayam petelur dengan daerah produsen jagung, misalnya Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Ketika harga jagung tinggi, NFA memberikan subsidi angkutan, sehingga peternak ayam petelur dapat membeli jagung dengan harga terjangkau. 

Sementara Guru Besar Ekonomi Pertanian Universitas Lampung, Bustanul Arifin, berharap kinerja NFA dapat ditingkatkan lagi. Menurutnya, untuk meningkatkan efektivitas stabilisasi pasokan dan harga pangan harus dilakukan integrasi antara kebijakan di sisi supply dengan demand. Dari sisi pasokan, antara lain perlu pembenahan manajemen usaha tani, insentif baru berbasis inovasi.

Juga pembangunan infrastruktur perdesaan untuk penguatan rantai nilai pangan. Kemudian didukung teknologi informasi, digitalisasi rantai nilai untuk efisiensi, serta dukungan R&D pertanian, promotif untuk bioteknologi

Dari sisi demand, kata Bustanul, kebijakannya mencakup contract farming, agregator bisnis, dan pembelian langsung dari petani. Lalu, pendalaman industri, proses hilirasi, dan pengolahan produk pangan. Berikutnya, percepatan diversifikasi konsumsi, insentif pangan lokal, industri kuliner dan peningkatan kualitas gizi masyarakat. 

"Sudah on the track. akan tetapi, kinerjanya harus terus kita dorong dan bantu. Kita tidak boleh lelah. Karena (NFA) harus terus bergerak. NFA sebagai lembaga baru tiba-tiba mengemban tugas yang strategis danbesar," kata Bustanul.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement