REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Monumen Nasional (Monas), tugu peringatan yang terletak di Jakarta Pusat itu, belum dipastikan bisa dibersihkan pada 2023 mendatang.
Kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Monumen Nasional (Monas) Muhammad Isa Sarnuri, mengatakan pasalnya, dalam postur APBD 2023, tidak disebutkan adanya biaya yang dikhususkan untuk merawat tugu setinggi 132 meter itu.
“Kalau untuk anggaran APBD 2023 memang belum tercover karena memerlukan biaya yang cukup besar,” kata Isa kepada Republika.co.id, Ahad (11/12/2022).
Namun demikian, apabila ada rencana pembersihan tugu Monas di tahun ini, pihaknya akan mengupayakan sumber dana dari pihak lain.
Dia mencontohkan, beberapa sumber dana yang bisa digunakan di antaranya seperti surat persetujuan prinsip pembebasan sebuah lokasi atau lahan (SP3L) lalu dana koefisien lantai bangunan (KLB) atau corporate social responsibility (CSR). “Itu yang sedang kita usahakan,” jelasnya.
Ditanya biaya untuk ‘pemandian’ Monas, Isa menyebut, membutuhkan anggaran yang sangat besar. Sekali upaya restorasi atau pembersihan tugu, setidaknya membutuhkan dana Rp 10 miliar hingga Rp 18 miliar.
“Pembersihan tugu terakhir pada 2014 dengan CSR dari Karcher dengan metode penyemprotan bertekanan tinggi,” tambah dia.
Dia menambahkan, dalam membersihkan keseluruhan tugu Monas, perlu adanya tenaga khusus dari peralatan dan keahlian.
Baca juga: Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
Utamanya, kata dia, saat ada orang-orang yang bergelantungan dengan tali di ketinggian sambil membersihkan Tugu menggunakan alat penyemprot. “Itu harus dengan tenaga khusus karena harus gelantungan dengan tali,” ucap dia.
Menilik ke belakang, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, sebenarnya sudah pernah merencanakan penganggaran untuk membersihkan Monas pada 2023.
Aral melintang, hingga ABPD 2023 telah sah dirampungkan, tidak ada anggaran yang dialokasikan untuk membersihkan Monas.