REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sedikitnya 63 kuburan yang berasal dari era Romawi digali di daerah kantong pesisir Jalur Gaza yang terkepung. Informasi ini disampaikan oleh seorang pejabat di pemerintahan yang dikelola Hamas.
Seorang peneliti dari Kementerian Purbakala dan Pariwisata yang dikelola Hamas, Hiyam al-Bitar, mengatakan kuburan itu ditemukan saat kru kementerian melanjutkan penggalian di sebuah situs arkeologi. Situs tersebut ditemukan awal tahun ini selama persiapan untuk proyek perumahan yang didanai Mesir.
"Kuburan itu termasuk tulang dan artefak dari satu makam yang berasal dari abad kedua," kata dia, dikutip di The New Arab, Selasa (13/12/2022).
Ia menyebut proses penggalian ini dilakukan bekerja sama dengan tim ahli Prancis, untuk mempelajari lebih lanjut tentang situs tersebut. Untuk saat ini, situs arkeologi telah ditutup dari publik.
Meski demikian, ia menyebut setelah pihaknya menyelesaikan segala urusan dan pekerjaannya, mereka akan mengumumkan keputusan akhir kapan lokasi tersebut siap dikunjungi oleh penduduk setempat. Gaza dianggap sebagai koridor perdagangan antara negara dan kekaisaran. Karena itu, merupakan hal yang normal untuk mengungkap situs arkeologi milik berbagai keluarga kerajaan di masa lalu.
Pada bulan April lalu, Kementerian Pariwisata dan Purbakala yang dikelola Hamas mengumumkan penemuan patung dewi Anat berusia 4.500 tahun dari era Kanaan. Menurut Direktur Jenderal Kepurbakalaan dan Warisan Budaya di kementerian, Jamal Abu Rida, patung setinggi 22 sentimeter itu diyakini mewakili dewi Kanaan Anat dan diperkirakan berasal dari sekitar 2.500 SM.
Patung tersebut terbuat dari batu kapur dan hanya berupa kepala yang memakai ular sebagai mahkotanya. Mahkota ini dipercaya dikenakan oleh para dewa sebagai simbol kekuatan dan tak terkalahkan.
Pemakaman Romawi berusia 2.000 tahun di Beit Lahia di utara kantong pantai ini ditemukan oleh para pembangun Gaza, saat mereka sedang mempersiapkan daerah tersebut untuk membangun kota yang didanai Mesir pada Februari. Pada Januari, kementerian membuka gereja Bizantium tua yang telah direkonstruksi di kamp pengungsi Jabalia di utara Jalur Gaza. Bangunan ini akan diubah menjadi museum umum setelah pengerjaan yang ditargetkan berjalan selama empat tahun.
Menurut sejarawan, gereja Bizantium didirikan di Jalur Gaza sekitar 1.700 tahun yang lalu dan merupakan milik keluarga kerajaan saat itu.